The Fed Sunat Suku Bunga Acuan Jadi 0 Persen

Senin, 16 Maret 2020 07:37 WIB

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, kembali memangkas suku bunga acuannya pada Ahad 15 Maret 2020 dalam upaya baru menyelamatkan ekonomi AS dari kejatuhan akibat virus corona (Covid-19). The Fed memangkas Fed Fund Rate sebesar 1 persen menjadi kisaran 0 - 0,75 persen, level terendah sejak tahun 2015.

Selain itu, The Fed akan meningkatkan kepemilikan obligasi sebanyak US$700 miliar. Bank sentral juga mengumumkan beberapa tindakan lain, termasuk mengizinkan bank untuk menarik pinjaman selama 90 hari dari bank sentral dan mengurangi rasio cadangan wajib minimum menjadi nol persen.

Selain itu, The Fed bersatu dengan lima bank sentral lainnya untuk memastikan dolar AS tersedia di seluruh dunia melalui jalur swap. Gubernur The Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers pada pukul 18.30 waktu Amerika Serikat (Senin 6.30 WIB) untuk membahas kebijakan moneter.

Dalam pernyataan resmi, The Fed menyebut wabah virus corona telah mengganggu kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Kondisi keuangan global juga terkena imbas. Efek dari virus corona disebut The Fed akan membebani aktivitas ekonomi dalam waktu dekat dan menimbulkan risiko bagi prospek ekonomi.

"Komite berharap mempertahankan kisaran tersebut sampai yakin bahwa ekonomi telah melewati berbagai peristiwa baru-baru ini dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai target lapangan kerja dan stabilitas harga," kata The Fed.

Advertising
Advertising

Presiden Donald Trump, yang baru-baru ini mengkritik The Fed karena tidak menurunkan suku bunga lebih cepat dan lebih jauh, dengan cepat memuji langkah bank sentral tersebut.

"Itu membuat saya sangat bahagia dan saya ingin mengucapkan selamat kepada Federal Reserve. Itu adalah langkah besar dan saya sangat senang mereka melakukannya,” ungkap Trump, seperti dikutip Bloomberg.

Kebijakan ini dilakukan saat ekonomi AS menghadapi risiko resesi pertama selama 11 tahun terakhir di tengah terbatasnya aktivitas dalam segala hal, mulai dari pertandingan bola basket, pertemuan, serta pariwisata.

Hal ini kemungkinan akan mengganggu pendapatan bagi ribuan perusahaan dan menempatkan berisiko mempengaruhi banyak pekerjaan. Kekhawatiran ini juga telah menghempaskan pasar saham ke zona pasar bearish.

Dengan pengumuman ini, The Fed menembakkan salah satu amunisi terbesarnya untuk menahan kejatuhan ekonomi. Namun, ekonom mengatakan tanpa tanggapan yang serupa dan kuat dari pemerintah, AS dapat tersandung ke jurang resesi.

Kepala analis AS di Renaissance Macro Research LLC, Neil Dutta, mengatakan The Fed tidak dapat memerangi krisis kesehatan masyarakat, tetapi mereka dapat memberikan bantuan ketika krisis mereda.

The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati nol "sampai yakin bahwa ekonomi telah melewati berbagai peristiwa baru-baru ini dan berada di jalurnya untuk mencapai tujuan lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga," ungkapnya.

Kebijakan The Fed ini dilakukan sehari sebelum kelompok negara G-7 melakukan pertemuan jarak jauh untuk membahas respons terhadap wabah Covid-19. Bank sentral dan investor di sejumlah negara telah mendesak pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk mendukung ekonomi mereka mengingat mereka hampir kehabisan amunisi moneter. Selain itu, kebijakan fiskal dapat ditargetkan di sudut-sudut ekonomi yang paling membutuhkan dengan peran pemerintah.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

4 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya