Tak Penuhi Syarat, Sampel Suspect Corona dari Merauke Tertahan

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Minggu, 15 Maret 2020 20:53 WIB

Petugas keamanan memakai masker saat berjaga di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele Be Solu Kota Sorong, Papua Barat, Ahad, 26 Januari 2020. Direktur RSUD Sele Be Solu Mavkren Kambuaya mengatakan pihaknya telah melakukan isolasi intensif dan pengambilan sampel terhadap seorang wisatawan asing yang diduga terinfeksi Virus Corona (nCoV) dengan gejala demam tinggi disertai batuk. ANTARA/Olha Mulalinda

TEMPO.CO, Jakarta - Sampel pasien suspect corona tertahan di RSUD Merauke dan belum bisa dikirim secepatnya ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta. Pasalnya, sampel tersebut belum bisa diangkut oleh penerbangan maskapai Garuda Indonesia pada Ahad ini, sehingga harus menunggu lusa.

"Manajemen GIA (Garuda) enggan menerbangkannya tanpa dilengkapi MSDS (material safety data sheet)," tutur Plt Kepala Dinas Kesehatan Merauke, dr. Muskita Nevile seperti dikutip Antara, Ahad, 15 Maret 2020.

Menanggapi kabar hambatan pengiriman sampel tersebut, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan belum menerima laporan. "Saya cek dulu," ucapnya kepada Tempo, Ahad petang.

Selanjutnya, Irfan menjelaskan bahwa Garuda menolak mengangkut sampel pasien suspect corona itu karena dua hal. Pertama, kelengkapan dokumen yang belum memadai (tidak ada Shipdeck dan MSDS). Kedua, packing tidak sesuai standard. "Kondisi packingan hanya menggunakan box stereoform fiber," kata dia.

Adapun menurut Muskita, MSDS adalah lembar data keselamatan yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai sifat-sifat suatu bahan. Lembar data ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pekerja dan petugas instalasi gawat darurat bahwa kiriman tersebut mengandung bahan yang aman.

Sampel pasien suspect corona ini semestinya dijadwalkan diangkut pada hari Minggu ini. Namun, karena persoalan penerbangan, sampel baru dapat dikirim pada Selasa, 17 Maret 2020. Adapun sampel hanya dapat dikirim menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Merauke pada Selasa lantaran Senin tak ada jadwal penerbangan.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Merakue, pasien yang diduga terpapar virus corona ini merupakan laki-laki berumur 46 tahun. Sebelum dirawat, ia memiliki riwayat perjalanan dari Bogor. Saat ini, pasien tersebut sudah dirawat di ruang isolasi.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

5 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

6 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

10 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

10 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

31 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 3 April 2024 dimulai dengan sederet kasus yang menyeret Robert Bonosusatya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

52 hari lalu

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Rabu, 13 Maret 2024, dimulai dari instruksi Presiden Jokowi agar desain istana Wapres di IKN direvisi.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

53 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

54 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

59 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya