Besok, Laju IHSG Diprediksi Menghijau karena Sentimen The Fed

Minggu, 15 Maret 2020 14:24 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan depan diperkirakan bergerak positif. Sejumlah sentimen positif dari Amerika Serikat akan membuat investor yakin kembali masuk ke pasar modal.

"Koreksi mungkin akan terjadi di akhir-akhir pekan setelah kenaikan awal pekan. Kami perkirakan support IHSG di level 4.850 sampai 4.639 dan resistance di level 4937 sampai 5040," tulis Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama dalam riset yang diterima Bisnis, Sabtu 14 Maret 2020.

Stimulus positif itu yakni rencana bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan Amerika. The Fed juga akan mulai membeli obligasi treasuri di semua tenor, yang dimulai dengan obligasi 30 tahun. Kebijakan ini memberikan sentimen positif pada pasar keuangan Amerika dan dunia.

Meski begitu larangan turis Eropa masuk ke wilayah Amerika Serikat oleh Presiden Donald Trump mengejutkan pelaku pasar. Langkah ini menurunkan risiko penyebaran virus corona namun dipandang menjadi ancaman bagi bisnis dan ekonomi global.

Pada Kamis lalu 12 Maret 2020, The European Central Bank (ECB) memutuskan tidak memotong suku bunga berbeda dengan ekspektasi pasar. Hal ini sempat mengecewakan pelaku pasar yang berakibat penurunan bursa saham di kawasan tersebut.

Advertising
Advertising

Sementara itu, kejatuhan harga minyak hampir 25 persen akibat perang harga Rusia dan Arab Saudi sempat memicu panic selling di bursa saham global pada pekan lalu.

Tetapi harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges telah mulai kembali naik. Stimulus ekonomi sejumlah negara menimbulkan harapan kenaikan permintaan minyak.

Dari dalam negeri, stimulus pemerintah dan sejumlah kebijakan otoritas keuangan pada penutupan perdagangan Jumat 13 Maret 2020, mendapat respon positif. Otoritas moneter memangkas GWM valas dari 8 persen menjadi 4 persen. Sementara stimulus fiskal jilid dua sebesar Rp22,9 trilun rupiah digelontorkan untuk membantu sektor manufaktur dan perdagangan. Stimulus jilid dua tersebut berupa relaksasi empat jenis pajak yaitu Pajak Penghasilan (PPh) 21, PPh 22 Impor, PPh badan dan restitusi pajak pertambahan nilai.

Berbagai stimulus mulai dari dukungan kenaikan pasar Amerika, Eropa dan domestik membuat pelaku pasar disarankan untuk berpikir rasional dengan melakukan pembelian ketika terjadi koreksi di pasar dan tidak panik beli sewaktu harga naik atau panik jual sewaktu harga turun.

Berita terkait

Cek Rekomendasi IHSG Pekan Ini, Sentimen Harga Nikel Berlanjut

15 menit lalu

Cek Rekomendasi IHSG Pekan Ini, Sentimen Harga Nikel Berlanjut

Angga Septianus dari IPOT memperkirakan IHSG pekan ini akan dipengaruhi oleh sentimen harga nikel. Dia merekomendasikan saham-saham ini padapekan ini.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

4 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

5 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya