Kadin Incar Peluang Investasi dari Eropa yang Terdampak Corona
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Rahma Tri
Rabu, 11 Maret 2020 16:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Rosan Roeslani mengatakan penyebaran Virus Corona atau COVID-19 masih memungkinkan untuk membuka peluang yang menguntungkan bagi Indonesia. Dampak virus Corona ini, disebut menguntungkan Indonesia dari segi investasi.
Saat ini, kata Rosan, banyak perusahaan memilih memindahkan investasinya, dari Cina ke negara Asia lain. "Kita dapat masukan juga dari 500 perusahaan Jerman, seperempatnya akan ke Asia. Kesepakatan ini yang akan kita rebut," kata Rosan di Kantor Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Maret 2020.
Rosan mengatakan, dari 1.000 perusahaan terbesar di dunia, 90 persen melakukan hubungan dagang dengan Cina. Namun, kondisi Cina yang menjadi pusat episentrum terbesar Virus Corona, membuat negara-negara dan perusahaan tidak lagi memusatkan investasinya di sana.
Ia meminta pemerintah Indonesia tak menyia-yiakan kesempatan menarik investasi masuk ke Indonesia. Ia pun mengatakan pemerintah akan bergerak aktif untuk memaksimalkan hal ini. "Karena kesempatan ini tidak terjadi dalam bisnis sehari-hari. Kesiapan dari pemerintah dan dunia usaha sangat diharapkan," kata dia.
Bank Indonesia sebelumnya mencatat aliran modal asing keluar dari Indonesia hingga hari ini Rabu, 11 Maret 2020, sebesar Rp 40,16 triliun. Nilai itu meningkat dari catatan BI pada 27 Februari 2020 yang sebesar Rp 30,8 triliun.
"Kondisi itu disebabkan masih khawatirnya para investor terhadap wabah virus corona yang semakin cepat meluas ke berbagai negara dan tidak bisa diperkirakan kapan akan berakhir," kata Perry di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020.
Dia mengatakan pada awal Januari dana asing masuk , namun pada 25 Januari ketika ada virus Corona atau Covid 19, langsung terjadi outflow (dana asing keluar). Aliran dana asing yang keluar itu, kata dia, terdiri dari pasar saham dan Surat Berharga Negara atau SBN.
EGI ADYATAMA | HENDARTYO HANGGI