Krisis Harga Minyak dan Corona Seret Bursa AS Lebih dari 5 Persen

Selasa, 10 Maret 2020 06:30 WIB

Ilustrasi bursa efek Amerika dan nilai mata uang dollar Amerika. Getty Images

TEMPO.CO, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) anjlok lebih dari 5 persen terimbas sentimen penurunan harga minyak mentah dan wabah virus corona yang juga belum mereda. Otoritas juga sempat menghentikan perdagangan selama 15 menit.

Dilansir dari Bloomberg, Indeks S&P 500 (SPX) yang sempat melemah 7 persen atau 208,16 poin ke level 2.764,21 pada pukul 09.34 waktu New York, AS atau 20.34 WIB membuat Wall Street melakukan penghentian perdagangan sementara. Penghentian perdagangan selama 15 menit itu dilakukan untuk mencegah kepanikan pasar lebih besar seperti pada krisis 2008 lalu.

Penghentian dagang baru akan kembali dilakukan bila pelemahan indeks mencapai kontraksi 13 persen. Hingga pukul 21.35 WIB, indeks S&P 500 terpantau melemah 5,15 persen atau 153,12 poin ke level 2.797,91.

Sementara itu indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Nasdaq Composite Index (CCMP) juga terkoreksi masing-masing 5,48 persen dan 5,3 persen. DJIA terpantau bertengger di level 24.447,17 sedangkan CCMP berada di level 8.120,72.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS (U.S Treasury) tenor 10 tahun merosot hingga di bawah 0,5 persen dan obligasi AS dengan tenor 30 tahun turun pada level 0,9 persen. Ini merupakan kali pertama dalam sejarah imbal hasil seluruh obligasi AS berada di bawah 1 persen.

Advertising
Advertising

Anjloknya nilai saham disebabkan oleh kegagalan negara negara anggota OPEC+ untuk menekan produksi minyak dunia. Hal ini mengakibatkan terjadinya perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.

Data Bloomberg menunjukkan pada pukul 21.35 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2020 anjlok 17,03 persen atau 7,03 poin menjadi US$343,25 per barel. Adapun, harga minyak Brent kontrak Mei 2020 merosot tajam 18,6 persen menuju US$36,85 per barel.

Jika harga minyak terus jeblok, kondisi politik dan anggaran seluruh negara di dunia bakal terpengaruh. Kondisi utang akan memburuk dan menekan bank sentral.

Terlebih pasar modal dan aset safe haven tidak menunjukkan reaksi berarti terkait sentimen Pemerintah AS yang akan merancang kebijakan untuk meredam dampak virus corona terhadap perekonomian, seperti perluasan sementara kebijakan izin sakit dibayar dan insentif untuk membantu perusahaan yang terdampak wabah virus ini.

“Kondisinya memang cukup kritis sekarang, terasa seperti krisis pada 2007 – 2008 lalu di mana setiap minggu batas bawah penurunan selalu ditembus,” ujar Equity Derivatives Strategist di RBC Capital Markets Amy Wu Silverman dikutip dari Bloomberg.

BISNIS

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

1 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

8 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

9 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

10 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

13 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

13 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

31 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

32 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya