Right Issue BII Bukan Rekap Jilid II

Reporter

Editor

Selasa, 26 Agustus 2003 10:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Right Issue Bank Internasional Indonesia (BII) sebesar Rp 4,813 triliun dengan pemerintah sebagai standby buyer sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai rekap jilid II. Karena pada rekap pertama Mei 1999 masih menyisakan sejumlah masalah yang belum terselesaikan. Di antaranya belum diakuinya tagihan antar bank yang tak tertagih sebagai kerugian BII. Ketua Tim Pengelola BII, Sigit Pramono, mengatakan hal ini kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (17/6). Jumlah tagihan tersebut, menurut Sigit sebesar Rp 1,2 triliun, yaitu kepada Bank Umum Nasional (BUN) dan Bank Bira. Namun ia tidak memerinci jumlah tagihannya. “Dulu belum diakui ada potensi kerugian BII, tapi sekarang sudah diakui,” ujarnya. Sigit mengungkapkan pada tahun 2000 sebenarnya BII telah mengembalikan Rp 2,1 triliun dari Rp 8,7 triliun obligasi rekap yang diterimanya. Obligasi itu dikembalikan karena dari hasil due dilligence ketika itu, pemerintah menemukan fakta bahwa BII mempunyai kelebihan obligasi rekap. “Karena beberapa potensi kerugian termasuk tagihan antarbank belum diakui,” kata Sigit. Namun dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh anggota Tim Pengelola lainnya seperti Wakil Ketua, Armand B. Arief, anggota Sukatmo Padmosukarso dan Rudy N. Hamdani, Sigit menambahkan selain tagihan antar bank, kerugian lainnya yang diderita BII adalah akibat Non Performing Loan sebesar Rp 1,7 triliun (60 persen). Tapi, sambar Sigit, peningkatan NPL itu cukup banyak dipengaruhi oleh pengalihan tagihan utang Sinar Mas Grup sebesar Rp 14 triliun ke BPPN. “Padahal di antara tagihan tersebut ada juga tagihan yang berkategori 1 dan 2,” ujar dia. Akibatnya NPL tertekan cukup dalam. BII sendiri menargetkan akan mampu mencapai Non Performing Loan (NPL) sebesar 10 persen pada akhir tahun 2002. Caranya dengan melakukan restrukturisasi, pelunasan, penjualan aset kredit, dan write off (penghapusbukuan) kredit macet. Jumlah ini memang masih di bawah ketentuan BI nantinya yang mewajibkan NPL tak lebih dari 5 persen. "Itukan (NPL 5 persen)adalah target indikatif. Karena pemerintah pasti realistis dalam kondisi seperti sekarang ini sulit mencapapi NPL 5 persen," kilahnya. Rencananya besok akan berlangsung Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BII dengan agenda menyetujui right issue BII sebanyak 38 miliar lembar saham dengan target pendapatan Rp 4,813 triliun. Sehingga perlembarnya akan dihargai antara Rp 125 hingga Rp 200. Saat ini komposisi kepemilikan BII adalah Pemerintah RI melalui BPPN sebesar 76 persen dan masyarakat 24 persen. (ucok ritonga/kurniawan)

Berita terkait

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

8 menit lalu

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

Atlet tunggal putra, Jonatan Christie, mengatakan tim putra Indonesia siap memberikan kemampuan terbaik pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

23 menit lalu

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

33 menit lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

41 menit lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

59 menit lalu

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

Ivar Jenner sempat membawa Timnas U-23 Indonesia unggul lebih dulu atas Irak pada perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Yura Yunita Menangis Menonton Glenn Fredly The Movie, Ingat Kebaikan Mentor Musiknya

1 jam lalu

Yura Yunita Menangis Menonton Glenn Fredly The Movie, Ingat Kebaikan Mentor Musiknya

Yura Yunita terpilih untuk menyanyikan original soundtrack Glenn Fredly The Movie, yang diciptakan oleh mentor musiknya sebelum berpulang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

1 jam lalu

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

Cara membuat daftar isi di Google Docs cukup mudah dilakukan. Anda dapat membuatnya secara otomatis tanpa perlu repot lagi. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

1 jam lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya