Saham - saham di Wall Street Berguguran Akibat Virus Corona

Reporter

Antara

Sabtu, 7 Maret 2020 09:35 WIB

Broker saham Gregory Rowe saat bekerja di Bursa Saham New York di New York (2/1). Pada pembukaan pasar di tahun 2014, saham dibuka lebih rendah di Wall Street karena pengaruh dari keuntungan tahunan terbesar dalam dua dekade terakhir. (AP Photo/Mark Lennihan)

TEMPO.CO, Jakarta - Saham - saham di Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu pagi waktu Indonesia, 7 Maret 2020. Bergugurannya saham Wall Street karena kekhawatiran kerusakan ekonomi dari penyebaran Virus Corona meningkat, meskipun indeks utama berakhir jauh di atas posisi terendah sesi mereka.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 256,50 poin atau 0,98 persen, menjadi ditutup pada 25.864,78 poin, mengupas beberapa kerugian sebelumnya. Indeks S&P 500 merosot 51,57 poin atau 1,71 persen, menjadi berakhir di 2.972,37 poin. Indeks Komposit Nasdaq menghapus 162,98 poin atau 1,87 persen, menjadi berakhir di 8.575,62 poin.

S&P 500 membukukan penurunan ke 10 dalam 12 sesi terakhir karena gerakan untuk menahan virus melumpuhkan rantai pasokan dan mendorong pemotongan tajam perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk 2020.

Sejak rekor penutupan tertinggi pada 19 Februari, indeks acuan telah kehilangan lebih dari 12 persen, memusnahkan 3,43 triliun dolar dari kapitalisasi pasarnya, menurut Indeks S&P Dow Jones.

Meski begitu, untuk minggu ini S&P 500, bersama dengan Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq, membukukan kenaikan moderat karena saham-saham pada Jumat, 6 Maret 2020 mengurangi kerugian di akhir sesi. Untuk minggu ini, S&P 500 naik 0,6 persen, Dow menambahkan 1,8 persen dan Nasdaq naik 0,1 persen.

Advertising
Advertising

Semua 11 sektor S&P berakhir lebih rendah, dipimpin oleh penurunan 5,6 persen dalam saham-saham energi, yang melngikuti penurunan 10 persen pada harga minyak mentah AS.

Pernyataan dari pejabat Federal Reserve tentang kemungkinan menggunakan alat-alat lain selain pemotongan suku bunga untuk menumpulkan dampak ekonomi dari Virus Corona membantu saham menahan penurunannya, kata Alicia Levine, Kpala Strategi BNY Mellon Investment Management di New York.

Meskipun demikian, "sangat tidak jelas apa dampak ekonomi yang akan terjadi," kata Levine.

Imbal hasil obligasi AS jangka panjang jatuh ke rekor terendah karena investor melarikan diri ke obligasi, yang harganya bergerak terbalik dengan imbal hasil mereka. Penurunan imbal hasil obligasi sangat membebani saham perusahaan keuangan, yang jatuh 3,3 persen. Indeks S&P 500 bank merosot 4,7 persen, menjadikan total penurunan minggu ini lebih dari delapan persen.

Saham operator kapal pesiar Carnival Corp dan Royal Caribbean Cruises Ltd turun setelah Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan cara-cara untuk mencegah para pelancong AS menggunakan kapal pesiar. Saham Carnival turun 2,6 persen dan saham Royal Caribbean turun 1,2 persen.

"Penurunan hari ini adalah semua tentang upaya untuk menahan penyebaran virus," kata Emily Roland, salah satu Kepala Strategi Investasi di John Hancock Investment Management di Boston. "Langkah-langkah yang diambil dapat mengurangi aktivitas perdagangan dan konsumen, dan pasar meresponsnya."

Data yang menunjukkan laju perekrutan yang kuat pada Februari sebagian besar diabaikan, mengingat bahwa data menangkap sedikit dampak dari Virus Corona. Penurunan tajam pada data pendapatan ekonomi dan perusahaan nanti kemungkinan akan memukul lebih lanjut pasar AS, kata para analis.

Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai "pengukur rasa takut Wall Street," mencapai level tertinggi sejak Agustus 2015 selama sesi ini tetapi mundur kembali karena saham memangkas kerugian. Indeks berakhir 2,32 poin lebih tinggi pada 41,94.

Saham Starbucks Corp turun 1,1 persen setelah rantai kedai kopi itu mengatakan pihaknya memperkirakan penjualannya di China pada kuartal yang berakhir Maret turun 50 persen di gerai-gerai yang dibuka selama setidaknya satu tahun.

Saham Costco Wholesale Corp turun 1,4 persen karena mengatakan pihaknya berjuang untuk memenuhi permintaan barang-barang kebutuhan pokok, termasuk disinfektan.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 14,20 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,54 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

12 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

8 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

8 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

8 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

9 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

11 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

15 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

15 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya