TEMPO Interaktif, Jakarta: Harga gas alam cair (Liquified Natural Gas) dari Kilang Bontang, Kalimantan Timur untuk perpanjangan ekspor ke Jepang lebih dari US$ 18 per mmbtu, dengan asumsi harga minyak mentah US$ 110.Deputi Finansial, Ekonomi dan Pemasaran Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas, Djoko Harsono mengatakan harga tersebut lebih dibandingkan harga rata-rata saat ini, antara US$ 13-18 per mmbtu. Jepang sudah sepakat,kata Djoko hari ini. Para pembeli Jepang itu antara lain, Kansai Electric Power Company, Kyushu Electric Power Company, Chubu Electric Power Company, Osaka Gas, Toho Gas Company, dan Nippon Steel. Kontrak jual beli gas tersebut habis pada 2010.Jepang ingin menjaga keamanan pasokan gas alam cair di negaranya. Menurut Djoko, harga gas alam cair yang ditawarkan Indonesia, meski tinggi, namun dinilai lebih baik dibandingkan harga gas Qatar. Alasannya, kata Djoko, biaya transportasi lebih rendah. Biaya transportasinya lebih murah dari Qatar, kata Djoko.Menurut Djoko, dengan adanya peningkatan harga gas dalam perpanjangan ekspor tersebut, maka pendapatan negara pun berpotensi meningkat. ni memberi nilai tambah bagi negara, katanya tanpa menyebutkan berapa potensi pertambahan nilai pendapatan negara.Sementara itu, negosiasi harga jual beli gas dari Kilang Arun, Aceh, masih belum selesai. Kontrak jual beli gas tersebut juga akan berakhir sekitar 2010-2011.Awalnya, Jepang meminta 25 juta ton per tahun dalam perpanjangan kontrak jual beli gas, yang diambil dari Kilang Arun dan Bontang. Namun, kebutuhan dalam negeri meningkat pesat, sehingga Indonesia hanya bisa memenuhi 3 juta ton per tahun selama 2010-2014 dan 2 juta ton per tahun selama 2015-2019.Nieke Indrietta