ADB Siap Gelontorkan Pinjaman USD 2,7 Miliar Tahun Ini

Selasa, 3 Maret 2020 15:40 WIB

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan delegasi Asian Development Bank (ADB) di Istana Merdeka, 12 Februari 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Asian Development Bank atau ADB siap menggelontorkan pinjaman senilai US$ 2,7 miliar untuk Indonesia tahun ini. Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan nilai tersebut meningkat dibanding tahun lalu sebesar US$ 1,7 miliar.

"Itu komitmen yang akan kami gelontorkan tahun ini, baik ditujukan untuk nantinya untuk proyek-proyek di sektor pemerintahan maupun private sektor," kata Asakawa di Gedung Djuanda Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020.

Dari angka itu, dia hanya menjabarkan penggunaan terhadap dana US$ 1 miliar. Menurut dia, US$ 1 miliar itu akan dibagi menjadi US$ 500 juta untuk peningkatan daya saing dan US$ 500 juta untuk inklusi di sektor keuangan tahun ini.

Asakawa mengatakan investasi tersebut belum ditentukan dalam bentuknya, karena masih menunggu proyek yang akan diajukan pemerintah.

Asakawa hari ini juga bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi untuk membicarakan perluasan dukungan ADB bagi prioritas pembangunan Indonesia di berbagai bidang. Bidang itu, seperti pembangunan modal manusia, konektivitas infrastruktur, dan perubahan iklim, melalui pinjaman dengan jaminan pemerintah, dukungan pengetahuan, operasi sektor swasta, dan layanan konsultasi transaksi.

“Indonesia dan ADB memiliki hubungan kemitraan kuat yang dibangun atas tujuan yang sejalan, yaitu mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif,” kata Asakawa.

Dia bertekad memperkuat kemitraan ini dan terus mendukung prioritas pemerintah, termasuk peningkatan pendidikan, pengembangan keterampilan, dan perlindungan sosial, serta mendorong investasi di infrastruktur, mobilisasi sumber daya domestik, dan ketahanan iklim dan bencana.

Dia memuji upaya Jokowi dalam meningkatkan iklim usaha, menarik investasi, dan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Kehati-hatian pemerintah dalam mengambil kebijakan makroekonomi dan manajemen fiskal telah mampu mendorong pertumbuhan, terlepas dari adanya dampak epidemi virus korona dan isu-isu terkait perdagangan global.

Pengembangan dukungan ADB bagi Indonesia mencakup berbagai bidang, termasuk fokus pada energi bersih dan penguatan jaringan kelistrikan, pendidikan tinggi dan pengembangan keterampilan angkatan kerja, reformasi untuk meningkatkan daya saing Indonesia, serta fasilitas pembiayaan ‘hijau’ (ramah lingkungan) dan ‘biru’ (ramah lautan) yang inovatif.

Strategi Kemitraan Negara 2020-2024 yang diusulkan ADB untuk Indonesia akan mendukung prioritas pembangunan pemerintah dan menjadi katalis bagi pembiayaan sektor swasta, mendorong inovasi dan teknologi baru, serta menawarkan solusi pengetahuan dan pembiayaan, terutama bagi pemerintah daerah.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

23 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

3 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

8 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

9 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

12 hari lalu

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

Kuasa hukum Sandra Dewi dan Harvey Moeis menyebutkan rekening yang diblokir oleh Kejagung biasa digunakan oleh kliennya untuk pinjaman bank.

Baca Selengkapnya

PNM Mekaar Kembangkan Usaha Jamu Nasabah

15 hari lalu

PNM Mekaar Kembangkan Usaha Jamu Nasabah

Di PNM Mekaar, nasabah tidak harus mensyaratkan agunan dan tidak harus memiliki usaha yang sudah mapan. Bahkan orang yang baru akan memulai usaha bisa mendapatkan pinjaman.

Baca Selengkapnya

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal Sepanjang Februari-Maret 2024

15 hari lalu

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal Sepanjang Februari-Maret 2024

Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) memblokir 537 pinjaman online atau pinjol ilegal dan 48 konten penawaran pinjaman pribadi (pinpri) sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

16 hari lalu

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas kelanjutan kerja sama transisi energi dan uji coba pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga batu bara.

Baca Selengkapnya