TEMPO.CO, Jakarta - Kerugian akibat penghentian sementara aktivitas umrah dari Indonesia ke Arab Saudi diperkirakan melebihi Rp 1 triliun. Agen travel mengkhawatirkan dampak kerugian berkepanjangan.
Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Haji Umrah Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan saat ini kerugian belum terlihat, tetapi pihaknya mengkhawatirkan dampak dari kemungkinan penghentian umrah yang berkepanjangan.
"Indonesia adalah negara pengirim umrah terbesar kedua di dunia [setelah Pakistan] rata-rata 1 juta jemaah setahun terakhir, sekarang setengah juta. Sebulannya 100 ribu orang, kalau satu bulan hilang tidak ada kegiatan pakai patokan harga referensi Kementerian Agama Rp 20 juta, sama dengan Rp 2 triliun," katanya kepada Bisnis, Jumat, 28 Februari 2020.
Kemudian, dia mengkalkulasikan jika penghentian dilakukan selama 2 pekan artinya ada Rp 1 triliun perputaran uang yang hilang. Namun, jumlah ini akan terus bertambah seiring semakin lamanya penghentian penerbangan ini.
Dia mengungkapkan tidak ada antisipasi khusus untuk menghadapi penghentian sementara aktivitas umrah. Menurutnya, yang menjadi target utama adalah jemaah yang sudah berangkat dan sedang transit yang belum sampai ke Saudi.
Syam menuturkan jika jemaah yang berada di Arab Saudi dan sedang transit tidak segera dijemput, maka akan menimbulkan tambahan biaya untuk penginapan hotel dan biaya-biaya lainnya.
Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah
1 hari lalu
Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah
Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.