Terserang Virus Afrika, Ratusan Babi di NTT Mati

Kamis, 27 Februari 2020 09:03 WIB

Petugas dengan alat berat memasukkan bangkai babi ke lubang saat akan dikuburkan, di tepi Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, Sumatera Utara, Selasa 12 November 2019. Sedikitnya 366 bangkai babi dikuburkan di beberapa titik dari 5.800 ekor babi mati yang diduga akibat wabah virus Hog Kolera dan African Swine Fever atau demam babi Afrika di 11 kabupaten/kota di Sumut. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 574 babi di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) mati, karena terserang virus Hog Cholera atau Demam Babi Afrika (ASF) yang masuk melalui perbatasan Timor Leste.
"Sudah ada 574 babi yang mati, karena virus Afrika. Kami sudah coba lakukan pengawasan, namun namanya juga virus," kata Kepala Dinas Peternakan NTT, Dani Suhadi kepada Tempo, Kamis, 27 Februari 2020.
Informasi ini didapat, menurut dia, setelah pihaknya mengirimkan sampel babi yang mati ke laboratorium yang ditunjuk pemerintah di Medan, Sumatera Utara. "Sudah dipastikan, babi mati karena virus afrika," tegasnya.
Sedangkan babi yang mati di wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan (TTS) masih belum dipastikan, karena sampel babi baru dikirim ke laboratorium. "Kami belum tahu hasilnya," katanya.
Virus afrika ini, menurut dia, terkenal cukup ganas bagi babi, jika babi yang terserang virus menginjak sesuatu, seperti sandal, pakaian atau benda lainnya, maka akan cepat menginveksi babi lainnya yang menyentuh benda-benda itu. "Dipastikan babi yang teriveksi mati," tegasnya.
Karena itu, lanjut dia, upaya pencegahan yang dilakukan yakni memisahkan babi yang sehat, dan babi yang sudah terjangkit virus tersebut. "Virus ini tidak sonosis atau menyerang manusia," tegasnya.
Diakuinya matinya babi secara masal ini menyebabkan masyarakat ketakutan untuk mengkonsumsi daging babi, namun sebenarnya tidak masalah. Asalkan babi yang dikonsumsi dipotong di Rumah Potong Hewan(RPH) dan dimasak dengan suhu hingga mencapai 100 persen. Dengan begitu akan mematikan virus tersebut. "Tidak ada larangan untuk konsumsi daging babi, hanya ketakutan masyarakat saja," ujarnya.
Sebelumnya, 50 ekor babi di Kota Kupang dilaporkan mati mendadak secara masal. Dugaan sementara, babi yang mati akibat terserang hog colera.

Berita terkait

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

11 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

15 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

15 hari lalu

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus pemecatan 249 nakes non ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

22 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

24 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

25 hari lalu

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

Fasilitas milik Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University ini diklaim yang terbesar se-ASEAN.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

25 hari lalu

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

Mengenal destinasi wisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, NTT. Berikut 5 rekomendasinya, antara lain Pink Beach dan Pulau Padar.

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

25 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

27 hari lalu

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.

Baca Selengkapnya