Potensi Investasi Hijau Papua, Luhut: Gak Ada Kelapa Sawit Lagi

Senin, 24 Februari 2020 21:18 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan rangkuman hasil pertemuan G20 di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juli 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah memetakan potensi investasi hijau di Papua dan Papua Barat, salah satunya di sektor perkebunan. Menurut dia, dua provinsi tersebut unggul untuk komoditas pala, kopi, dan cokelat.

"Kita enggak mau ada kelapa sawit lagi. Cukup sudah. Kita mau pala, kopi, cokelat," ujar Luhut di kantornya, Senin petang, 24 Februari 2020.

Pemetaan investasi hijau di Papua dan Papua Barat telah dirapatkan oleh Luhut bersama sejumlah menteri. Di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo serta Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.

Rencana pemerintah merancang investasi ramah lingkungan dilakukan untuk mencapai ekonomi hijau pada 2050. Upaya ini sejalan dengan komitmen Indonesia menandatangani Perjanjian Paris atau Paris Agreement sebagai negara anggota G20.

Luhut menjelaskan, kesempatan investasi hijau akan dibuka untuk seluruh kelompok pelaku usaha, mulai UMKM hingga pengusaha dengan modal jumbo. Investasi ini juga bakal ditawarkan untuk investor asing dan dalam negeri.

Terkait pembahasan investasi hijau ini, pemerintah akan merapatkan kebijakan lanjutan pada 27 Februari mendatang di Sorong, Papua Barat. Ditemui terpisah, Bahlil menegaskan investasi hijau diupayakan terwujud pada tahun ini.

Menurut dia, pemerintah bakal memberikan insentif khusus bagi investor yang tertarik menanamkan modalnya. "Mungkin ada tax holiday, tax allowance," tutur Bahlil.

Adapun investasi itu akan meliputi sektor menyeluruh, seperti kehutanan, perikanan, pariwisata, hingga transportasi. Ihwal nilai investasi yang ditargetkan pemerintah, Bahlil menyatakan belum ada angka pasti.

Seperti dikutip Bisnis.com, Brown to Green Report 2019 mengukur kinerja negara G20 untuk mengatasi perubahan iklim. Laporan tersebut menyebut negara G20 berkontribusi 80 persen dari total emisi di dunia.

Direktur Eksekutif Institute Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan Indonesia disebut-sebut masih menduduki peringkat rendah di antara negara G20 yang berkomitmen terhadap perubahan iklim. Karena itu, kata dia, diperlukan strategi pembangunan dan investasi untuk mendorong perkembangan ekonomi hijau.

BISNIS

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

7 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

7 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

9 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

10 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

11 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

12 jam lalu

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda bagi para diaspora Indonesia. Apa itu diaspora Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

13 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

14 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

14 jam lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

15 jam lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya