IHSG Jeblok Hingga Lebih dari 1 Persen ke 5.807,05
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 24 Februari 2020 18:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini berakhir turun lebih dari 1 persen atau sebesar 1,28 persen (75,2 poin) ke level 5.807,05. Jebloknya IHSG menyusul pelemahan bursa saham di Asia.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, IHSG ditutup di level 5.882,25. Artinya, indeks sepanjang hari itu melemah 1,01 persen atau 60,23 poin.
Indeks mulai melanjutkan pelemahannya pada hari ini dengan pembukaan perdagangan terkoreksi 0,61 persen atau 36,11 poin di posisi 5.846,15. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.806,76 – 5.863,12.
Seluruh 9 sektor menetap di wilayah negatif pada hari ini, dipimpin oleh sektor pertanian yang merosot 1,84 persen, disusul sektor aneka industri dengan pelemahan 1,55 persen. Sebanyak 100 saham menguat, 319 saham melemah, dan 263 saham stagnan dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 1,36 persen dan 3,67 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada hari ini. Sejalan dengan IHSG, bursa saham di Asia juga tertekan menyusul lonjakan kasus Virus Corona di luar Cina yang mengguncang aset berisiko.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terpantau melemah 1,96 persen ke level 662,52 pada pukul 14.54 WIB. Sementara itu, indeks Kospi ditutup merosot 3,87 persen dengan saham Samsung Electronics anjlok hingga 4,05 persen.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyatakan pemerintah menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap Virus Corona ke level tertinggi seiring dengan lonjakan jumlah kasus secara tiba-tiba. "Insiden Covid-19 menghadapi titik balik yang mematikan," ujar Moon usai melakukan rapat kabinet tentang virus tersebut, seperti dikutip ChannelNewsAsia.com.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup melemah masing-masing 0,4 persen dan 0,22 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 1,79 persen. Sementara itu, bursa saham Jepang tidak membuka aktivitas perdagangan hari ini.
Dilansir Bloomberg, anjloknya harga saham hari ini mencerminkan kehati-hatian dari para pelaku pasar terhadap berita selama akhir pekan bahwa menteri keuangan dan bank sentral negara-negara anggota G-20 ekonomi terbesar dunia melihat risiko penurunan ekonomi global masih berlangsung.
Sentimen kembali tertekan setelah kasus yang dikonfirmasi di Korea Selatan melonjak menjadi 763, sedangkan Italia membatalkan beberapa acara publik setelah infeksi corona naik menjadi 140.
"Meskipun coronavirus mungkin melambat di Cina, namun penyebarannya semakit cepat di negara lain," kata Charles Gillams, direktur pelaksana RJMG Asset Management Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
BISNIS