Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menunjukkan gambar rencana pengembangan Pelabuhan Benoa, Jumat, 14 Februari 2020. Nilai investasi pengembangan Pelabuhan Benoa Rp 5,3 triliun. TEMPO/ Made Argawa
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan adanya sejumlah nama kader partai politik di jajaran dewan komisaris perusahaan pelat merah dipastikan beralasan dan tidak menyalahi peraturan.
"Misalnya adanya figur Pak Arif Budimanta (Komisari Bank Mandiri) dia kan tidak masuk DPP (partai), dia saat ini juga bekerja membantu kami, jadi sah-sah saja," ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 21 Februari 2020.
Arif Budimanta adalah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP. Ia pernah menjadi Ketua DPP PDIP periode 2005-2010. Dari partai yang sama, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014. Ia juga pernah menduduki jabatan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional. Baru-baru ini, ia ditunjuk untuk menjadi Komisaris Bank Mandiri.
Selain Arief, politikus yang ditunjuk menjadi komisaris BUMN adalah Zulhanar Usman. Ia sempat menduduki posisi bendahara umum di Partai Hanura. Saat ini, ia ditunjuk menjadi Komisaris Independen Bank Rakyat Indonesia alias BRI.
Terkait penunjukan Zulhanar, Erick mengaku mendapatkan masukan bahwa kader partai yang dinakhodai oleh Oesman Sapta Odang itu aktif di KEIN. Sehingga diharapkan bisa membantu mereformasi dan mentransformasikan perusahaan peebankan pelat merah itu menjadi lebih baik.
Selain dua figur itu, politikus lain yang baru saja diangkat adalah Dwi Ria Latifa. Dwi adalah kader PDIP yang pernah menjabat anggota DPR periode 2014-2019. Ia kini menjabat komisaris independen BRI. Sebelum nama-nama tersebut politikus PDIP yang juga menjadi komisaris BUMN adalah Basuki Tjahaja Purnama. Basuki sebelumnya didaulat menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Yang pasti, Erick menegaskan bahwa penunjukan pejabat di BUMN memiliki dasar yang kuat dan bertujuan memajukan perusahaan pelat merah. "Ini bukan jawaban sempurna, tapi kita balikan bahwa banyak figur besar gabung ke BUMN karena percaya proyek reformasi atau transformasi yang kita sedang jalankan," tutur dia.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
2 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.