Morgan Stanley Ungkap 3 Skenario Terburuk Dampak Virus Corona

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Rabu, 12 Februari 2020 15:44 WIB

Morgan Stanley. AP/Seth Wenig

TEMPO.CO, Jakarta - Riset terbaru Morgan Stanley yang berjudul bertajuk "Coronavirus Impact: Recovery Delayed, Not Derailed" yang dirilis Rabu, 12 Februari 2020 menyebut ada tiga skenario terburuk yang terjadi akibat wabah virus corona di Cina. Ketiga skenario itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan terpangkas oleh wabah yang tak kunjung reda ini.

Bank terkemuka AS ini menyimpulkan, virus corona telah memicu gangguan pada rantai pasokan global dan jadi ancaman utama terhadap ekonomi Asia. Selain itu, pembatasan perjalanan akibat wabah virus corona telah mengganggu arus perdagangan dan pariwisata selama periode ini. Tidak hanya itu, segmen manufaktur dan perdagangan juga terkena dampaknya.

Pada skenario pertama, PDB global akan terkontraksi sebesar 15-30 basis poin bila aktivitas produksi di Cina kembali pulih setelah 10 Februari 2020.

Skenario kedua, bila normalisasi secara gradual, PBD global akan terpangkas sebesar 35-50 basis poin. Dalam skenario ini dijelaskan, pekerja migran bisa menghadapi kesulitan untuk kembali bekerja dan logistik transportasi akan memakan waktu lebih lama untuk kembali normal. "Ini akan memangkas pertumbuhan ekonomi global pada kuartal I 2020 sebesar 35-50ps," tulis riset Morgan Stanley.

Adapun skenario ketiga, dengan asumsi wabah virus corona berkepanjangan dan akan memuncak pada April 2020, maka pertumbuhan PDB global di kuartal 1-2020 akan terkontraksi 50-75 basis poin. Sedangkan, pada semester pertama 2020 diperkirakan akan terpangkas 35-50 basis poin.

"Wabah virus corona akan memuncak pada bulan April, kegiatan produksi di Cina dan rantai pasokan global akan tetap terpengaruh lebih lama," jelas Morgan Stanley.

Mengacu pada skenario kedua, Kepala Ekonom Global Morgan Stanley Chetan Ahya melihat pekerja migran di Cina akan terkendala untuk kembali bekerja dan pemulihan distribusi logistik akan memerlukan waktu lebih lama. Menurutnya, virus corona dapat menekan pertumbuhan ekonomi global melalui dua sisi, permintaan domestik Cina dan pasokan global.

Morgan Stanley menilai permintaan domestik di Cina akan terpengaruh oleh penyebaran virus corona yang kian meluas. Ketika konsumsi Cina terdampak, maka tren perdagangan dunia akan tertekan. Pasalnya, permintaan impor China otomatis akan ikut melambat.

Advertising
Advertising

Pembelian mobil dan barang elektronik akan terpengaruh dari kondisi tersebut, sementara hiburan dan restauran mungkin tidak akan terdampak signifikan.

Dari sisi pasokan global, aktivitas bisnis akan terganggu dan berdampak pada produksi manufaktur di Cina. Ahya mengungkapkan kondisi ini akan mempengaruhi kegiatan produksi global sehingga memberikan dampak lanjutan pada rantai pasokan global. Saat ini, dia yakin pasokan persediaan barang masih dapat dikelola dengan baik. "Semakin lama gangguan ini berlangsung, semakin berat gangguan rantai pasokan," tegas Ahya dalam laporan tersebut, Rabu.

BISNIS

Berita terkait

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

2 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

6 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

10 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

11 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

20 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

22 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya