Jokowi: UMKM Mungkin Tidak Usah Izin, Hanya Registrasi Biasa

Rabu, 12 Februari 2020 10:22 WIB

Presiden Joko Widodo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa 11 Februari 2020. Sidang kabinet membahas antisipasi dampak perekonomian global. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menterinya fokus mengerek peringkat kemudahan berusaha (ease of doing business/EODB) di Indonesia. Jokowi bahkan memasang target agar peringkat EODB Indonesia bisa menembus peringkat ke-40.

Jokowi mengatakan, Indonesia sebenarnya sudah cukup mampu meningkatkan peringkat kemudahan berbisnis dalam lima tahun terakhir. Hal ini terbukti dari meningkatnya peringkat EODB dari 120 pada 2014 menjadi 72 pada 2018, meski sempat turun satu peringkat menjadi 73 pada 2019.

"Sekarang kita peringkat 73, kita lihat dari 2014 dari posisi 120, ini suatu lompatan yang baik, tapi saya minta kita di posisi 40," ujar Jokowi dalam rapat terbatas akselerasi peningkatan kemudahan berusaha di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 12 Februari 2020.

Untuk mengakselerasi peringkat EODB, kata Jokowi, dia meminta para menteri fokus ke beberapa hal. Pertama, fokus memperbaiki indikator yang masih berada di posisi di atas 100 dan indikator yang naik peringkat. Jokowi mencatat, ada empat komponen yang berada pada peringkat di atas 100, yakni starting business (140), dealing with construction permits (110), registering property (106), dan trading across borders (116).

Sementara itu, indikator untuk mendapatkan kredit (getting credit) dan bidang penyelesaian kepailitan (resolving insolvency) membaik. "Getting credit naik dari 44 ke 48, kemudian masalah yang berkaitan dengan resolving insolvency dari 36 ke 38, naik lagi ke 36," ujar Jokowi.

Untuk menelusuri berbagai penyebab skor indikator ini turun naik, Jokowi meminta Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kepala BKPM Bahlil Lahadiala membuat dashboard monitoring dan evaluasi secara berkala agar pemerintah bisa memastikan perbaikan di beberapa komponen yang masih bermasalah.

Menurut Jokowi, masalah utama yang harus dibenahi adalah prosedur dan waktu yang harus disederhanakan. Dalam memulai usaha saat ini di Indonesia memerlukan 11 prosedur yang memakan waktu 13 hari. "Prosedur kita masih ruwet dan perlu waktu yang panjang. Kalau kita bandingkan dengan Tiongkok, prosedurnya hanya 4 waktunya hanya 9. hari. Artinya, kita harus lebih baik dari mereka," ujar Jokowi.

Terakhir, Jokowi juga meminta perhatian EODB tidak hanya ditujukan untuk pelaku usaha menengah dan besar, tetapi juga mengutamakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Usaha kecil agar diberi fasilitas kemudahan berusaha, baik dalam penyederhanaan maupun mungkin tidak usah izin tetapi hanya registrasi biasa," ujar Jokowi.



Berita terkait

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

26 menit lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

6 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

10 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

12 jam lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

13 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

16 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya