Virus Corona Meluas, Industri Kayu Olahan Bakal Terpukul

Selasa, 11 Februari 2020 13:06 WIB

Pekerja tengah memindahkan dan mengecek kayu di pengolahan kayu kawasan Klender, Jakarta, 20 September 2016. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Bidang Pemasaran dan Hubungan Internasional Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) Gunawan Salim mengatakan Virus Corona terbukti membuat sejumlah aktivitas perjalanan dan logistik terganggu. Dampaknya mulai dirasakan oleh para pelaku usaha industri kayu olahan khususnya terhadap kinerja produksi, penjualan dan ekspornya pada tahun ini.

Untuk menggenjot kinerja, mayoritas anggota Apkindo harus melakukan ekspor. Pasalnya, 80 persen-90 persen hasil produksi nasional ditujukan untuk pasar global. "Kecuali kalau dari kayu sengon, yang kebanyakan pabrikannya di Jawa yang masih untuk pasar lokal. Jadi, kami masih menunggu perkembangan dari efek virus ini," kata Gunawan, Senin, 10 Februari 2020.

Sementara itu, kalangan pengusaha juga sedang menunggu realisasi penurunan tarif ekspor veneer dari 15 persen menjadi 5 persen. Adapun tiga negara yang menjadi pasar terbesar produk ekspor yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Bila tarif ekspor turun, Gunawan yakin, para pengusaha bisa memanfaatkannya untuk memperbaiki tren penurunan produksi yang sudah terjadi dalam dua tahun ini.

Dengan tarif ekspor yang ada saat ini, harga veneer global menjadi US$ 800 per kubik. Sementara itu, harga veneer di pasar global berada di kisaran harga US$ 600—US$ 700 per set.

Advertising
Advertising

Dengan demikian, pengusaha sulit mendapat margin karena dipakai untuk membayar tarif ekspor. Penurunan bea keluar tersebut dapat membuat industri plywood nasional lebih kompetitif.

Pasalnya, kelebihannya pasokan veneer di dalam negeri membuat nilai veneer menjadi turun ketika digunakan sebagai kayu inti plywood atau core. Hal tersebut disebabkan oleh core yang hanya dijual sekitar US$ 200—US$ 230 per set.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, kapasitas izin produksi lebih dari 6.000 meter kubik per tahun menunjukkan per 2019 capaian produksi Plywood dan LVL hanya 58,96 persen atau 3,71 m2 dari target 6,30 meter persegi. Capaian itu lebih rendah dibandingkan dengan 2018 yang memiliki capaian 71,17 persen atau 4,26 juta meter kubik dari target 5,98 juta meter persegi.

BISNIS

Berita terkait

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

5 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

5 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

5 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

11 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

20 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

20 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

20 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

23 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

27 hari lalu

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

KLHK menjatuhkan denda Rp 1,34 miliar kepada pemilik konsesi PT Mandiri Sejahtera Energindo di areal IKN. Penambangan diduga dilakukan pihak lain.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

31 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya