Pertumbuhan Ekonomi 5,02 Persen, BI: Daya Tahan Cukup Kuat
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rahma Tri
Kamis, 6 Februari 2020 10:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan daya tahan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah kinerja perekonomian dunia yang melambat. Meski hanya tumbuh 5,02 persen atau melambat dibandingkan tahun 2018, ekonomi Indonesia diyakini tetap tangguh di tengah krisis global 2020.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menilai pertumbuhan ekonomi keseluruhan 2019 tetap baik meskipun di bawah pencapaian tahun lalu yang sebesar 5,17 persen. "Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang tetap baik sedangkan kinerja ekspor menurun," kata Onny dalam keterangan tertulis, Rabu malam, 5 Februari 2020.
Dia mengatakan perkembangan keseluruhan 2019 dicapai setelah pada triwulan IV 2019 pertumbuhan ekonomi tercatat 4,97 persen (yoy). Angka ini sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,02 persen (yoy).
Pertumbuhan ekonomi 2019 banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga sedangkan ekspor menurun sejalan dengan melambatnya permintaan global dan menurunnya harga komoditas global.
"Permintaan domestik terjaga karena stabilnya konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,04 persen pada 2019. Tidak banyak berbeda dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 5,05 persen," ujar Onny.
Konsumsi rumah tangga yang terjaga didorong inflasi yang terkendali dan tingkat keyakinan konsumen yang tetap baik. Menurut dia, Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT) meningkat dari 9,10 persen pada tahun 2018 menjadi 10,62 persen, didorong dampak positif penyelenggaraan pemilu 2019.
Permintaan domestik juga didukung oleh investasi yang tetap tinggi, kata Onny, terutama investasi bangunan yang tumbuh 5,37 persen, tidak jauh berbeda dari kinerja 2018 sebesar 5,41 persen. Dari sisi lapangan usaha(LU), pertumbuhan ekonomi tahun 2019 terutama didorong kinerja LU jasa-jasa di sektor tersier, terutama sektor komunikasi dan informasi, sektor jasa keuangan dan asuransi dan sektor jasa lainnya.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap baik ditopang prospek peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga," ujar Onny..
Dia mengatakan investasi diprediksi juga meningkat, didorong pembangunan infrastruktur. Bank Indonesia pun akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).