Pertumbuhan di Atas 5 Persen, Jokowi: Jangan Kufur Nikmat

Rabu, 5 Februari 2020 17:59 WIB

Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020 di Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat 4 Februari 2020. Rakornas BNPB tersebut mengusung tema "Penanggulangan Bencana Urusan Bersama". ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta warga Indonesia bersyukur karena pertumbuhan ekonomi 2019 tak turun di bawah 5 persen. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 turun jadi 5,02 persen, dari capaian 2018 yang mencapai 5,17 persen.

"Kita harus bersyukur bahwa pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen, 5,02 persen. Negara yang lain-lain bukan hanya turun, tapi anjlok. Kita ini kalau enggak bersyukur, namanya kufur nikmat," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2020.

Jokowi mengatakan, mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen saja sudah sangat sulit di tengah kondisi perekonomian global seperti saat ini. "Mari kita bandingkan dengan negara-negara lain, terutama kita di G-20. Kita ini nomor dua, growth kita," ujar Jokowi.

Atas hal tersebut, Jokowi berterima kasih atas komunikasi yang baik antara otoritas moneter yakni Bank Sentral dan pemerintah. "Saya kira kebijakan moneter oleh BI yang sangat prudent, kebijakan perbankan oleh OJK yang sangat prudent, itu sangat baik. Juga kebijakan fiskal kita yang sangat prudent," ujar dia. "Sehingga kita patut bersyukur bahwa beberapa rating agency juga memberikan kita kenaikan."

Misalnya, kata Jokowi, Japan Credit Rating juga memberikan tambahan level yang lebih tinggi kepada Indonesia. Artinya, menurut Jokowi, kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia lebih baik.

"Optimisme ini yang harus kita sampaikan, jangan sampai mengambil hal-hal yang pesimis. Saya enggak mau. Optimis dong, kepercayaan internasional kita semakin baik. Kita harus optimistis," ujar Jokowi.

Sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 dilaporkan turun menjadi 5,02 persen, dari capaian 2018 yang mencapai 5,17 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan sektor industri pengolahan yang melemah.

Sebab, kata dia, sektor industri pengolahan memiliki peran tertinggi dalam ekonomi Indonesia. “Jadi apa yang terjadi di industri, akan memiliki pengaruh besar,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020.

Berita terkait

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

2 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

10 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

11 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

12 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

13 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

14 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

15 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

19 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

20 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

21 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya