Mirza Adityaswara Dilantik jadi Dirut LPPI

Rabu, 5 Februari 2020 11:37 WIB

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara dalam pameran Karya Kreatif Indonesia di Jakarta Convention Center, Jumat, 12 Juli 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Mirza Adityaswara pada hari Senin lalu, 3 Februari 2020, dilantik sebagai Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) untuk periode 2020 hingga 2023. Pelantikan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu disaksikan oleh dewan pembina dan pengurus Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI), Bank Indonesia (LPPI), dan Yayasan Kesejahteraan Keluarga Bank Indonesia.

Pelantikan Dirut LPPI dilakukan oleh Deputi Gubernur BI, yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI), Rosmaya Hadi. Dilansir dari keterangan resmi BI, Rosmaya menyampaikan agar LPPI terus relevan di tengah dinamika industri finansial yang bergerak secara cepat di era teknologi digital.

Oleh karena itu, diperlukan transformasi baik secara kebijakan, manajemen organisasi, maupun sumber daya manusia (SDM). Fokus ketiga transformasi yang perlu menjadi perhatian antara lain memperkuat alignment framework pendidikan LPPI, memperkuat sistem organisasi LPPI secara lebih inovatif, produktif, efisien dan govern, serta transformasi SDM menjadi core dari lembaga pendidikan dengan meningkatkan kualitas dan kapabilitas SDM.

LPPI berdiri sejak 1958 dan merupakan lembaga pengembangan SDM perbankan dan jasa keuangan di Indonesia yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Industri Negara, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Pos, Perbanas dan Yayasan Pendidikan Kader Bank.

Pengelolaannya berada di bawah Bank Sentral. LPPI diyakini mampu menjadi lembaga terpercaya dalam pemenuhan SDM yang handal dan mampu dalam mendukung transformasi industri keuangan.

Advertising
Advertising

Mirza adalah ekonom senior kelahiran Surabaya dan telah dua periode menduduki posisi strategis di bank sentral, tepatnya lima tahun 10 bulan. Masa tersebut terbilang singkat bagi Mirza menjalankan amanah di Bank Indonesia.

Jejak karirnya tak lepas dari perubahan yang terjadi pada nyaris tujuh tahun silam. Kala itu Boediono harus meletakkan jabatan Gubernur Bank Indonesia karena terpilih sebagai Wakil Presiden, dan posisinya di bank sentral digantikan oleh Darmin Nasution.

Posisi Darmin, yang sebelumnya sebagai Deputi Gubernur Senior pun lowong dan baru diisi ketika Gubernur Bank Indonesia beralih dijabat oleh Agus Martowardojo. Nama Mirza, yang saat itu sebagai Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pun dicalonkan Presiden sebagai salah satu kandidatnya.

BISNIS

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

3 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya