Sentimen Virus Corona Bakal Tahan Pergerakan IHSG di Bawah 6.000

Senin, 3 Februari 2020 05:35 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen wabah Virus Corona diperkirakan bakal masih menahan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG selama sepekan ke depan. "Melihat tekanan indeks global akibat wabah virus korona yang menyebar dengan cepat, IHSG sangat mungkin turun kembali pada pekan ini," ujar Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Ahad, 2 Februari 2020.

Dalam hitungannya, Hans memprediksi IHSG bakal tertekan di bawah level 6.000. "Virus Corona akan menjadi berita utama yang diperkirakan akan memukul pertumbuhan ekonomi global dan Cina. Tetapi kami berharap ada rebound IHSG akibat IHSG berada di support 5.939," ucapnya.

Seperti diketahui berita utama pekan lalu di pasar keuangan dunia dan Indonesia masih seputar Virus Corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan epidemi Virus Corona sebagai darurat global.

Pasalnya wabah virus tersebut sudah mengakibatkan 200 orang lebih meninggal dunia dan menginfeksi hampir 10.000 orang. Kecepatan penyebaran virus menjadi perhatian.

Pasar dunia sempat pulih di tengah pekan setelah WHO mengumumkan darurat kesehatan global akibat Virus Corona. WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan ke Cina dan menyampaikan Cina memiliki situasi yang terkendali.

Advertising
Advertising

Hal tersebut menimbukan optimisme bahwa perekonomian China dan global tidak akan terlalu terganggu akibat Virus Corona. Di belahan dunia lain, langkah penanggulangan sudah dilakukan di AS di mana Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah memerintahkan karantina semua orang yang dipulangkan dari Cina ke sebuah pangkalan udara di California.

Pelemahan bursa Wall Street sedikit tertahan juga karena Direktur CDC Robert Redfield menyatakan dampak risiko virus corona terhadap publik AS tergolong rendah. "Kami perkirakan dampak Virus Corona akan lebih besar dibanding wabah SARS sebelumnya yang menewaskan 800 orang di tahun 2002 sampai 2003," ucap Redfield.

Waktu itu, menurut dia, penanggulangan wabah SARS membutuhkan dana kurang lebih US$ 33 miliar. "Situasi saat ini berbeda karena Cina punya perekonomian yang sangat besar, maka kemungkinan butuh dana yang lebih besar dan akan mengganggu ekonomi dunia," kata Hans Kwee.

BISNIS

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

11 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

20 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya