Sri Mulyani Sebut Omnibus Law untuk Ciptakan Kelas Menengah

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Kamis, 30 Januari 2020 15:00 WIB

Dari kiri: Presiden Jokowi, didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi membuka perdagangan saham tahun 2020 di gedung BEI, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan salah satu tujuan dibentuknya Undang-Undang Sapu Jagat alias Omnibus Law adalah untuk menciptakan kelas menengah di Indonesia. Sebab, UU ini diharapkan akan memicu penciptaan lapangan kerja baru.

“Kami bikin environment agar create job, better quality of job,” kata Sri Mulyani dalam diskusi Bank Dunia di Energy Building, SCBD, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.

Saat ini, pemerintah tengah menggodok RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan Omnibus Law Perpajakan. Surat Presiden untuk RUU ini pun direncanakan akan diserahkan ke DPR pekan ini.

Sri Mulyani menjelaskan, yang akan melahirkan lapangan kerja adalah mereka yang memiliki ide atau akses terhadap modal. Selama ini, mereka inilah yang mengalami banyak keluhan ketika ingin menciptakan lapangan kerja. Mereka harus mengurus izin yang ribet seperti surat izin kelakuan baik dari RT sampai RW, hingga akhirnya lupa pada tujuan awalnya. Ini hanyalah analogi Sri Mulyani untuk menggambarnya peringkat Kemudahan Berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB) yang masih rumit.

Untuk itu, Omnibus Law hadir guna menyederhanakan perizinan ini. Sri Mulyani menyadari ada sekelompok orang yang merasa tidak nyaman dengan aturan baru ini. “Karena mereka yang selama ini terbitkan izin, pasti terpotong,” kata dia.

Advertising
Advertising

Dalam dalam implementasinya, penyusunan UU Omnibus Law ini banyak menuai kritikan karena dianggap tidak transparan. Majalah Tempo edisi pekan ini pun menulis bahwa sejumlah konsep awal RUU ini ditengarai berubah haluan seiring dengan masuknya pengusaha dalam pembahasan.

Kelompok pekerja pun telah menolak RUU Omnibus Law ini. Ketua Pengurus Harian Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi), Ellena Ekarahendy mengatakan, RUU Cipta Lapangan Kerja bakal merugikan para pekerja muda dan calon pekerja. Mereka kemungkinan hanya akan direkrut menjadi pekerja kontrak atau pekerja lepas.

"Kondisi ini memperparah nasib para pekerja muda dan calon pekerja hari ini yang kerap dieksploitasi keringatnya menggunakan aturan tentang pemagangan yang membuat mereka menerima upah jauh dari layak," kata Ellen pada 15 Januari 2020.

Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

3 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

7 jam lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

19 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

1 hari lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

2 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

3 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya