Dolar AS Stabil Karena Ketakutan Penularan Virus Corona Berkurang

Reporter

Antara

Kamis, 23 Januari 2020 08:30 WIB

Ilustrasi mata uang dolar A.S. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, New York - Kurs dolar AS tidak berubah terhadap sekeranjang mata uang lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB, 23 Januari 2020), karena permintaan terhadap mata uang safe-haven berkurang. Stabilnya kurs dolar AS juga didorong berkurangnya kekhawatiran penyebaran virus corona akan merugikan ekonomi global.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, datar di 97,534.

Kematian akibat virus mirip flu baru di Cina naik menjadi 17, dengan lebih dari 540 kasus dikonfirmasi. Kota di pusat wabah pun menutup jaringan transportasi dan mendesak warga untuk tinggal di rumah guna membatasi penyebaran penularan.

Respons dan keterusterangan Cina, berbeda dengan cara Cina menangani epidemi Sindrom Pernafasan Akut (SARS) parah pada 2002-2003, meyakinkan investor yang khawatir tentang kemungkinan kejatuhan global.

"Kekhawatiran virus mereda sedikit dalam semalam karena pasar mendapatkan transparansi yang lebih besar di sekitar masalah dari Cina dan negara-negara lain daripada yang mereka lakukan dengan SARS misalnya," kata Brad Bechtel, direktur pelaksana Jefferies di New York, dalam sebuah catatan.

Permintaan investor untuk mata uang safe-haven lainnya juga diredam. Terhadap yen Jepang dan franc Swiss, yang cenderung menarik investor selama masa-masa tekanan geopolitik atau finansial, dolar AS sedikit berubah.

"Bukan berarti kita keluar dari masalah ini karena saya masih memperkirakan dengung berita utama negatif sampai kita benar-benar semuanya telah teratasi tetapi untuk sekarang semuanya sudah beres," katanya.

Franc tertekan minggu ini setelah data mengindikasikan bank sentral negara itu telah meningkatkan intervensi untuk menghentikan apresiasi mata uangnya.

Bank sentral Swiss, Swiss National Bank, yang telah memiliki pendekatan intervensi ke franc ketika berupaya untuk meningkatkan inflasi dalam ekonomi yang berorientasi ekspor, menolak untuk berbicara tentang kebijakan manajemen mata uangnya.

Investor menggunakan data deposito mingguan sebagai proksi untuk memperkirakan seberapa aktifnya di pasar mata uang.

Data yang diterbitkan pada Senin (20/1/2020) menunjukkan peningkatan jumlah uang tunai yang dimiliki bank-bank komersial domestik dengan Swiss National Bank.

Di antara mata uang utama, pound Inggris adalah penggerak terbesar, naik 0,65 persen terhadap dolar AS karena investor memperdebatkan apakah bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) akan memotong suku bunganya minggu depan.

Dolar Kanada turun sekitar 0,5 persen terhadap greenback setelah bank sentral Kanada, Bank of Canada (BOC), mempertahankan suku bunga utama semalam di 1,75 persen seperti yang diharapkan, tetapi membuka pintu untuk kemungkinan pemotongan jika perlambatan pertumbuhan berlanjut.

ANTARA

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

7 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

8 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

8 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

8 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya