BPN Terima 9.000 Kasus, Setengahnya Terkait Mafia Tanah

Rabu, 22 Januari 2020 05:23 WIB

Presiden Jokowi berbincang dengan beberapa menteri kabinet Indonesia Maju saat kunjungan kerja di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 17 Desember 2019. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi turut didampingi Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang dan Tanah, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Raden Bagus Agus Widjayanto mengungkapkan, selama lima tahun pihaknya menerima terkait sengketa tanah sebanyak 9.000 aduan.

"Kita setahun dapet pengaduan ada sekitar 3.000an, saya baru mendata dari masalah pertanahan dari 2015 sampai 2019 ada sekitar 9.000," kata dia di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa, 21 Januari 2020.

Agus menjelaskan, dari total kasus aduan tersebut, 50 persennya adalah terkait tumpang tindih tanah, yang diklaim oleh banyak orang dengan bukti kepemilikan yang berbeda. Seperti Girik, Akta Jual Beli, atau eigendom gementee yang dikeluarkan pada masa kolonial Belanda.

Ia mengatakan, dari 50 persen kasus itu juga terdiri dari kasus mafia tanah. Karena mafia tanah bisa memalsukan dokumen kepemilikan tanah dan memperkarakan di pengadilan guna merebut suatu lahan dari orang lain.

"Mafia tanah itu bisa ada di luar atau di dalem, karena memang mafianya sedikit tapi temennya yang banyak," ungkapnya.

Agus menuturkan, selama tahun 2019 pihaknya baru menyelesaikan sekitar 60 kasus terkait mafia tanah. Paling banyak modusnya adalah jual-beli properti yang dilakukan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) bodong.

"Kalau kemarin saja PPAT palsu itu ada kerugian Rp 40 miliar lebih. Kita belum total jumlahkan berapa nilai total loss-nya kalau dari 60 kasus itu," ungkap Agus.

Dalam mempercepat penyelesaian kasus mafia tanah, Agus menuturkan, telah melakukan kerja sama dengan Kepolisian dan Kejaksaan Agung agar mempermudah koordinasi dalam menindak para pelanggar hukum.

Kemudian selama tahun 2019, Agus mengungkapkan, pihaknya telah menangani 1500 sengketa pertanahan. Namun ia mengaku, tidak bisa menyelesaikan seluruh permasalahan tersebut dalam waktu singkat, sehingga pihaknya membuat daftar prioritas yang mereka sebut K1 penanganan kasus agar cepat rampung.

"Kalau ada dua hak yang satu sah yang satu tidak, dan yang tidak sah kita batalkan, atau belum mendaftar jadi kemudian jadi daftarkan atau kita bisa lakukan mediasi," ucapnya.

Agus mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melakukan untuk mengikuti Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) agar semua tanah tersertifikasi dan mengurangi konflik agraria.

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

9 hari lalu

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

Bekas asisten Cut Indria Marzuki, Riri Khasmita, sempat berkelit telah menggelapkan surat berharga dan harta sebanyak miliaran rupiah dari ibunda Nirina Zubir.

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

9 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya

Nirina Zubir Lawan Mafia Tanah, Terima Banyak Curhatan Warga yang Senasib

9 hari lalu

Nirina Zubir Lawan Mafia Tanah, Terima Banyak Curhatan Warga yang Senasib

RIbuan pesan masuk ke media sosial Nirina Zubir. Mayoritas berisi dukungan dan curhatan pengikutnya yang sama-sama menjadi korban mafia tanah

Baca Selengkapnya

Nirina Zubir Heran eks ART Gugat BPN Meski Sudah Divonis Bersalah Kasus Mafia Tanah: Waw, Berani Ya

10 hari lalu

Nirina Zubir Heran eks ART Gugat BPN Meski Sudah Divonis Bersalah Kasus Mafia Tanah: Waw, Berani Ya

PN Jakarta Barat telah memvonis eks ART Nirina Zubir 13 tahun penjara dalam perkara mafia tanah

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

10 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Blak-blakan Nirina Zubir Bongkar Geng Mafia Tanah yang Libatkan Bekas ART

10 hari lalu

Blak-blakan Nirina Zubir Bongkar Geng Mafia Tanah yang Libatkan Bekas ART

Wawancara eksklusif Tempo dengan Nirina Zubir seputar kasus dugaan mafia tanah yang melibatkan bekas ART ibunya

Baca Selengkapnya

Rapat Perdana di DPR, AHY Diberondong Pertanyaan soal Mafia Tanah

41 hari lalu

Rapat Perdana di DPR, AHY Diberondong Pertanyaan soal Mafia Tanah

Dalam rapat kerja perdananya dengan Komisi II DPR, AHY diberondong sejumlah pertanyaan soal mafia tanah.

Baca Selengkapnya

Sebelum Raker dengan Komisi II DPR, AHY Temui Legislator Partai Demokrat

41 hari lalu

Sebelum Raker dengan Komisi II DPR, AHY Temui Legislator Partai Demokrat

AHY bakal temui legislator Partai Demokrat terlebih dulu sebelum mengikuti rapat kerja dengan Komisi II. Diklaim hanya silaturahim.

Baca Selengkapnya