Putus dengan Garuda, Sriwijaya Air Gandeng 6 Bengkel Pesawat

Senin, 20 Januari 2020 18:34 WIB

(Ki-ka) Direktur Kepatuhan Sriwijaya Air Ar Tampubolon, Direktur Human Capital Sriwijaya Air Sukamto Kusnadi, Direktur Keuangan Sriwijaya Air Andreas Gunawan, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena, Direktur Operasi Sriwijaya Air Didi Iswandy, Direktur Teknik Sriwijaya Air Dwi Iswantoro, dan Direktur Keamanan dan Keselamatan Sriwijaya Air Cecep Cahayana di kantor Sriwijaya Air, Tangerang, Senin, 20 Januari 2020. TEMPO/Francisca Christy

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen maskapai penerbangan Sriwijaya Air Group telah menjalin kerja sama dengan sejumlah bengkel perawatan pesawat atau maintenance repair overhaul (MRO) untuk menjamin aspek keselamatan dan keamanan oeprasional penerbangan. Kerja sama ini dijalin setelah perusahaan memutus kerja sama dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

"Saat ini kami menjalin kerja sama dengan setidaknya enam MRO untuk perawatan maskapai Sriwijaya Air dan Nam Air," ujar Direktur Teknik Sriwijaya Air Dwi Iswantoro di kantornya, Senin, 20 Januari 2020.

Dwi merinci keenam MRO itu adalah Merpati Maintenance Facility (MMF) di Surabaya, FL Technics di Cengkareng, dan Asia Aero Technology di Malaysia. Kemudian, MRO milik AirAsia di Taiwan, ST Aerospace di Singapura, dan Mulia Sejahtera Teknologi di Bandung.

Sebelumnya, saat menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia, perawatan pesawat Sriwijaya Air ditangani oleh PT GMF AeroAsia Tbk. Sedangkan groundhandling pesawat dilakukan oleh PT Gapura Angkasa, yakni anak usaha Garuda Indonesia yang saat ini sahamnya telah dicaplok oleh PT Angkasa Persero II.

Setelah kerja sama kedua entitas itu putus, Sriwijaya tidak lagi menyerahkan perawatan pesawatnya kepada GMF dan groundhandling kepada Gapura Angkasa. Sriwijaya Air memilih menggandeng pihak non-pelat merah.

Adapun untuk maintenance atau perawatan rutin, Sriwijaya Air mengerahkan sumber daya manusia yang berada di internal manajemen. "Kan sebelum kerja sama dengan Garuda, maintenance juga kami kerjakan sendiri. Jadi tidak perlu khawatir," tuturnya.

Sriwijaya Air Group saat ini mengoperasikan 25 maskapai dengan rincian 14 pesawat milik Sriwijaya Air dan 11 lainnya milik Nam Air. Ke-25 pesawat itu beroperasi melayani 71 frekuensi penerbangan setiap hari.

Direktur Utama Sriwijaya Air Group Jefferson Irwin Jauwena mengatakan saat ini perusahaannya sedang berusaha meningkatkan jumlah armada. Pasca-putus kerja sama dengan Garuda Indonesia, armada Sriwijaya mengalami penurunan jumlah operasi mencapai lebih dari 50 persen.

Per November 2019, maskapai Sriwijaya Air yang siap beroperasi hanya berjumlah sembilan armada. Dengan bantuan enam MRO, Sriwijaya Air perlahan-lahan akan kembali mengaktifkan pesawat-pesawatnya yang saat ini teronggok di bengkel. "Kami targetkan seluruh armada akan terbang lagi pada akhir 2020, yaitu 24 armada untuk Sriwijaya Air dan 16 armada untuk Nam Air," ucap Jefferson.

Berita terkait

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

1 hari lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

4 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

5 hari lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

6 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

7 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

7 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

8 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

11 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

12 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

12 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya