Sriwijaya Air Minta Utang ke Garuda Indonesia Direstrukturisasi

Senin, 20 Januari 2020 16:34 WIB

(Ki-ka) Direktur Kepatuhan Sriwijaya Air Ar Tampubolon, Direktur Human Capital Sriwijaya Air Sukamto Kusnadi, Direktur Keuangan Sriwijaya Air Andreas Gunawan, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena, Direktur Operasi Sriwijaya Air Didi Iswandy, Direktur Teknik Sriwijaya Air Dwi Iswantoro, dan Direktur Keamanan dan Keselamatan Sriwijaya Air Cecep Cahayana di kantor Sriwijaya Air, Tangerang, Senin, 20 Januari 2020. TEMPO/Francisca Christy

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen maskapai Sriwijaya Air meminta utang perusahaan terhadap PT Garuda Indonesia Persero Tbk direstrukturisasi. Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena mengatakan pihaknya akan menggandeng auditor keuangan independen untuk meninjau ulang tanggungan perusahaan terhadap BUMN.

"Jadi dilihat penagihan selama ini berapa besarnya. Lalu, berapa tagihan yang sudah kami bayarkan. Apakah valid dengan penagihan itu atau tidak jumlahnya," ujar Jefferson di kantor Sriwijaya Air, Senin, 20 Januari 2020.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi anak usaha Garuda Indonesia, Garuda Maintenance Facility (GMF), piutang perusahaan perusahaan di Sriwijaya Air tercatat senilai US$ 52,5 juta atau Rp 735 miliar dengan hitungan kurs Rp 14 ribu. Perusahaan mengenakan bunga atas keterlambatan pembayaran sebesar 0,1 persen per hari.

Lantaran bunga itu, utang perusahaan per November 2019 ditengarai membengkak menjadi Rp 850 miliar. Utang tersebut diklaim bertambah justru saat Sriwijaya Air menjalin kerja sama manajemen dengan Garuda Indonesia.

Akibat persoalan itu, Jefferson akan meminta auditor keuangan untuk menelaah sebab-sebab perusahaannya tak cuan. "Kami butuh auditor independen. Hasil audit itu yang akan menjawab mengapa utang kami justru bertambah karena itu yang sampai saat ini jadi pertanyaan kami," tuturnya.

Selain memiliki utang dengan Garuda Indonesia Group, Sriwijaya memiliki catatan liabilitas terhadap PT Pertamina Persero. Utang perusahaan terhadap Pertamina pada September 2019 mencapai Rp 791,4 miliar.

Selain kepada dua BUMN itu, Sriwijaya Air sejatinya memiliki tanggungan kepada BNI, Angkasa Pura I, dan Angkasa Pura II. "Namun, utang kami ke BNI dan Angkasa Pura bersifat current," ucapnya. Jefferson memungkinkan auditor juga akan mengaudit utang perusahaan kepada BNI, Pertamina, dan Angkasa Pura.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

19 menit lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

5 jam lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

7 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

16 jam lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

1 hari lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

6 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

6 hari lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

6 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

7 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

7 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya