Tolak Omnibus Law, Demo Buruh Mulai Bergerak ke DPR

Senin, 20 Januari 2020 11:21 WIB

Masa buruh berjalan dari kawasan Senayan menuju Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, untuk unjuk ras tolak Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan kenaikan iuran BPJS Kesehatan, Senin, 20 Januari 2020. TEMPO/EKO WAHYUDI

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi sejumlah organisasi buruh menggelar unjuk rasa untuk berusaha menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Salah satu anggota dari Garda Metal, Mista mengatakan, para pekerja kompak untuk menolak rencana beleid dan kenaikan iuran tersebut. "Kami menolak penerapan Omnibus Law, dan kenaikan iuran BPJS (Kesehatan)," ujarnya ketika ditemui saat berdemo di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, Senin, 20 Januari 2020.

Mista khawatir penerapan RUU Omnibus Law hanya akan merugikan para kaum buruh karena banyak hak-hak buruh yang dikerdilkan. Mulai dari penghapusan pesangon buruh, dan pengubahan jam kerja dari sebelumnya 40 jam menjadi tidak ada batasnya.

Selain itu, Mista menuturkan, kaum buruh menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan karena memperberat ekonomi para pekerja. "Tolong dipikirkan lah kami para buruh,"ujarnya.

Menurut pantauan Tempo, para puruh mulai berkumpul di Parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta sejak pukul 09.00 WIB. Mereka mulai berdatangan dari berbagai daerah, seperti Bekasi, Bogor, Cikarang, Karawang, Tangerang, dan DKI Jakarta, dengan menggunakan bus, dan sepeda motor.

Advertising
Advertising

Setelah terlihat buruh memenuhi kawasan, koordinator aksi mulai mengarahkan masa untuk berjalan ke arah Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada pukul 10.25 WIB. Ketika berjalan menuju gedung parlemen, buruh pun sambil meneriakkan jargon untuk menolak realisasi Omnibus Law. "Tolak Omnibus Law," teriak para buruh.

Sebelumnya, Ketua Harian Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI Muhammad Rusdi menyatakan demonstrasi itu dilakukan sebagai bentuk totalitas dari para buruh. "Karena ini mengancam dan mereduksi kualitas kesejahteraan kaum buruh dan mengancam masa depan anak bangsa," ucapnya di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta, Ahad, 19 Januari 2020.

Jika aspirasi pada demo buruh ini tidak didengar, menurut Rusdi, maka para buruh telah merencanakan protes lanjutan dengan melakukan mogok kerja di berbagai sektor. "Pemogokan bukan hanya buruh pabrik, tapi juga buruh dari kantor-kantor. Buruh kami di Indosat, Telkomsel, Antara, XL, akan keluar."

Demo buruh yang terpusat di Jakarta ini, kata dia, rencananya akan diikuti sekitar 30 ribu buruh yang berasal dari DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Demo ini juga akan dilakukan serentak di 20 provinsi lainnya, antara lain , Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Riau, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Gorontalo.

Selain soal pesangon dan jam kerja buruh, Rusdi menyebutkan, kaum buruh juga menolak rancangan beleid Omnibus Law yang akan menghapus ketentuan upah minimum menjadi upah harian. "Upah minimum kabupaten dan kota juga akan hilang," ujarnya.

BISNIS

Berita terkait

May Day, Partai Buruh Sebut akan Ada 50 Ribu Buruh Geruduk Istana

1 hari lalu

May Day, Partai Buruh Sebut akan Ada 50 Ribu Buruh Geruduk Istana

Aksi May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh

Baca Selengkapnya

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

20 hari lalu

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

Sejarah THR yang sempat diprotes kaum buruh

Baca Selengkapnya

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

27 hari lalu

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.

Baca Selengkapnya

Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Bagaimana dengan Magang dan Honorer?

29 hari lalu

Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Bagaimana dengan Magang dan Honorer?

Berikut daftar pekerja yang berhak memperoleh THR atau Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Ini ketentuannya untuk magang dan honorer?

Baca Selengkapnya

73 Tahun Sejarah THR, Pertama Kali Digagas Soekiman Wirjosandjojo dengan Uang Rp125-Rp200 dan Beras

39 hari lalu

73 Tahun Sejarah THR, Pertama Kali Digagas Soekiman Wirjosandjojo dengan Uang Rp125-Rp200 dan Beras

Soekiman Wirjosandjojo saat 1951 menjabat sebagai Perdana Menteri menerapkan THR [ertama kali, PNS diberi antara Rp 125-Rp200 dan beras.

Baca Selengkapnya

Cara Menghitung THR untuk Karyawan Tetap, Kontrak, dan Pekerja Lepas

42 hari lalu

Cara Menghitung THR untuk Karyawan Tetap, Kontrak, dan Pekerja Lepas

Besaran THR untuk karyawan berbeda-beda. Begini cara menghitung besaran THR untuk karyawan tetap, kontrak, dan pekerja lepas.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

43 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

28 Februari 2024

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

Kritik Rocky Gerung terhadap kebijakan UU Omnibus Law dianggap oleh David Tobing sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Demo di KPU, Massa Buruh Soroti Sejumlah Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

21 Februari 2024

Demo di KPU, Massa Buruh Soroti Sejumlah Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Massa buruh yang melakukan demo di KPU menilai telah terjadi pelanggaran sebelum dan sesudah pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

13 Februari 2024

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

Sebelum Aksi Gejayan Memanggil di pertigaan Gejayan, Yogyakarta pada Senin 12 Februari 2024 telah berjilid-jilid aksi mahasiswa, pelajar, dan jurnalis

Baca Selengkapnya