Kasus Jiwasraya, Ini Alasan DPR Ingin Bentuk Panja dan Pansus

Minggu, 19 Januari 2020 14:40 WIB

Kantor Pusat Asuransi Jiwasraya di kawasan Harmoni, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Deddy Sitorus menilai panitia kerja atau Panja lebih efektif dari pada pembentukan panitia khusus atau Pansus untuk masalah PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Menurut dia, pembentukan Pansus dibutuhkan jika pemerintah tidak menunjukkan itikad menyelesaikan masalah.

"Tapi pada penutupan masa sidang kemarin, pimpinan DPR telah bergerak dan kejaksaan juga telah menetapkan tersangkanya dan orang-orang yang disangkakan pun sudah ditahan," kata Deddy dalam diskusi di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta, Ahad, 19 Januari 2020.

Dia mengatakan pada rapat pimpinan DPR sebelumnya disepakati dibuat panja (panitia kerja). Menurutnya, hal ini juga bertujuan agar proses hukum di kejaksaan bisa dibuat cepat dan efektif. "Sehingga tidak ada urgensi untuk dibuat pansus," ujar dia.

Deddy menuturkan pembuatan Panja itu tepat, sehingga secara proporsional kapasitas legislatif melalui Komisi VI dan Komisi XI pun bisa bekerja secara optimal.

"Jadi masing-masing komisi bisa memanggil pihak-pihak terkait, sesuai porsinya masing-masing. Seperti misalnya Komisi XI yang bisa langsung memanggil OJK," ujar dia.

Di lokasi yang sama, Partai Demokrat menginginkan pembentukan panitia khusus atau Pansus untuk kasus gagal bayar polis JS Saving Plan produk Jiwasraya. Pembentukan Pansus dianggap perlu karena kasus ini berskala besar dan berpotensi merugikan negara sebesar Rp 13,7 triliun. Demokrat menduga terjadi penipuan (fraud) teroragnisir dan melibatkan pihak-pihak yang dekat dengan kekuasaan.

"Pembentukan Pansus DPR bisa menjamin proses penegakan hukum dan politik dapat berjalan baik, transparan dan akuntabel serta dapat menjangkau orang- orang besar yang tidak tersentuh (untouchable) yang mungkin terlibat dalam kasus ini," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin.

Menurut Didi, pansus lebih kuat prosesnya ketimbang panja karena dapat memanggil pihak-pihak terkait dan dapat meminta bantuan kepolisian untuk menghadirkan pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama.

Pembentukan pansus DPR juga akan melibatkan beberapa fraksi (lintas fraksi) karena tanggung jawab keuangan negara dan BUMN serta auditnya melibatkan Komisi VI dan Komisi XI mungkin juga Komisi III.

HENDARTYO HANGGI | DEWI NURITA

Berita terkait

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

1 hari lalu

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

Pembagian kelas rawat inap peserta BPJS Kesehatan dihapus. BPJS Kesehatan membuka kemungkinan kerja sama dengan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

2 hari lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

5 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Asuransi: Perbedaan Antara Aktuaria dan Aktuaris

8 hari lalu

Serba-serbi Asuransi: Perbedaan Antara Aktuaria dan Aktuaris

Meskipun seringkali digunakan secara bergantian, Aktuaria dan Aktuaris memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks peran, tanggung jawab, dan aplikasi industri.

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

28 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

28 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

30 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

47 hari lalu

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

Presiden Jokowi mengucurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp9,5 triliun untuk dua BUMN, yaitu Wijaya Karya dan IFG Life.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

47 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

47 hari lalu

Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

Presiden Jokowi meneken Peraturan Pemerintah penambahkan modal PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau IFG Life untuk membereskan Polis Jiwasraya.

Baca Selengkapnya