Eks Satgas 115 Sarankan Nelayan Natuna Dilatih Bela Negara

Senin, 13 Januari 2020 17:42 WIB

Pimpinan Satgas 115, Mas Achmad Santosa (kiri), Laksamana Madya Widodo (tengah) dan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti saat peresmian kantor Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Illegal Fishing) di lantai 6 GMB 1, kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, 15 Desember 2015. TEMPO/Bambang Harymurti

Tempo.Co, Jakarta - Mantan Koordinator Staf Tugas Pemberantasan dan Penangkapan Ikan Secara Ilegal atau Satgas 115, Mas Achmad Santosa, memberi sejumlah saran terkait polemik Laut Natuna Utara. Salah satunya, Achmad menyarankan agar nelayan di Natuna bisa diberikan pelatihan bela negara.

“Tujuannya agar mereka bisa ikut memantau batas terluar Indonesia,” kata Achmad dalam diskusi di Jakarta Selatan, Senin, 13 Januari 2020. Selain itu, para nelayan ini bisa dibekali dengan sejumlah teknologi seperti kamera dan radio untuk komunikasi.

Dengan demikian, para nelayan ini tidak hanya melakukan kegiatan ekonomi, tapi juga bekerja sama dengan pemerintah untuk penjagaan laut. Menurut Achmad, praktik inilah yang sudah dilakukan Cina pada nelayan mereka di daerah terluar.. “Mereka melatih nelayan-nya,” kata dia.

Sejak beberapa pekan terakhir, perseteruan terus terjadi setelah kapal nelayan Cina mengambil ikan di daerah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Natuna. Kegiatan itu dilakukan karena Cina menilai Laut Natuna Utara adalah wilayah tangkap ikan tradisional mereka berdasarkan Nine Dash Line.

Presiden Joko Widodo sempat terbang langsung ke Natuna untuk memantau langsung. Meski begitu, kapal-kapal Cina ini tetap berlayar dengan damping Coast Guard dari negara mereka.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Oka mengatakan kerja sama nelayan dengan pemerintah ini bisa dilakukan di tengah sejumlah masalah di Laut Natuna. Salah satunya yaitu terbatasnya jumlah kapal pengawas yang dimiliki Indonesia, baik secara jumlah maupun ukuran kapal.

Selain itu, ada keterbatasan hari patroli dari para pengawas laut Indonesia. Saat ini, ada tiga instansi yang bisa mengawasi sampai ZEE, yaitu TNI Angkatan Laut, Bakamla, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Ini kan terkait anggaran dan bahan bakar (untuk patroli) yang mahal juga,” kata dia.

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

6 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

34 hari lalu

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.

Baca Selengkapnya

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

34 hari lalu

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste

Baca Selengkapnya

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

35 hari lalu

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

Pengaturan ruang udara dan informasi penerbangannya (FIR) di wilayah Kepulauan Riau dan Natuna resmi diatur Indonesia setelah 78 ditangani Singapura

Baca Selengkapnya

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

13 Februari 2024

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

Gelombang tinggi kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Natuna.

Baca Selengkapnya

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

10 Februari 2024

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi hingga 4 meter, terutama di lautan Natuna.

Baca Selengkapnya

Soal Laut Natuna Utara, Anies Sebut Kapal Ikan Asing Dikawal Kapal Sipil Bersenjata

20 Januari 2024

Soal Laut Natuna Utara, Anies Sebut Kapal Ikan Asing Dikawal Kapal Sipil Bersenjata

Anies mengatakan kedaulatan wilayah Indonesia harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Cerita 170 Orang Natuna Mengungsi akibat Tanah Longsor

14 Januari 2024

Cerita 170 Orang Natuna Mengungsi akibat Tanah Longsor

Sebanyak 170 orang warga Pulau Serasan, di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau masih mengungsi di hunian tetap (Huntap) di daerah itu akibat longsor.

Baca Selengkapnya

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Laut hingga 4 Meter Hari Ini dan Besok

31 Desember 2023

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Laut hingga 4 Meter Hari Ini dan Besok

BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai gelombang tinggi hingga 4 meter di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 31 Desember 2023-1 Januari 2024.

Baca Selengkapnya