Larangan Ekspor Efektif Berlaku, Penambangan Bijih Nikel Disetop

Senin, 13 Januari 2020 13:52 WIB

Tambang nikel PT Aneka Tambang di Pulau Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara, September 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring berlakunya larangan ekspor bijih nikel per 1 Januari 2020 dan belum dibenahinya tata niaga domestik, sejumlah pelaku usaha tambang nikel memilih menghentikan kegiatan penambangan dan produksinya. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey.

Meidy menjelaskan, pengusaha menyetop kegiatan penambangan karena harga beli dari pemilik smelter masih belum sesuai dengan harapan penambang. Dia juga tak menampik adanya perusahaan yang memilih gulung tikar akibat beban yang ikut melonjak mengingat adanya kenaikan royalti untuk bijih nikel dari 5 persen menjadi 10 persen. “Diam, banyak yang enggak produksi,” ujarnya, Ahad, 12 Januari 2020.

Meski begitu, Meidy tak merinci berapa banyak penambang yang tak melakukan kegiatan penambangan dan produksinya. Belum turun tangannya pemerintah dalam mengatur tata niaga nikel saat ini pun berdampak banyak penambang yang memilih berdiam diri. “Mungkin kalau HPM (Harga Patokan Mineral)-nya diatur, akan kembali menambang,” ucapnya.

Lebih jauh Meidy berharap pemerintah hadir dalam aturan tata niaga nikel domestik yang bisa mendorong harga nikel dapat mengikuti HPM. Dia meyakini apabila hal tersebut terealisasi maka aturan royalti ini tidak akan menjadi masalah. Sejauh ini, harga nikel di pasar domestik lebih ditentukan melalui kesepakatan bisnis ketimbang HPM.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli berpendapat banyak tambang nikel yang tidak memiliki smelter, sehingga tidak bisa berproduksi kecuali menjual bijihnya ke smelter yang sudah beroperasi. “Sebagian masih dalam tahap penyelesaian smelter dan kemungkinan akan beroperasi semua pada 2022,” katanya.

Advertising
Advertising

Rizal menilai untuk penambang yang tidak memiliki smelter, pemerintah mengarahkan untuk menjualnya kepada smelter yang ada. Kendati demikian, pihaknya tak memungkiri masih masalah dalam tata niaga nikel yakni ketidaksesuaian harga, kualitas, surveyor antara pemasok nikel (tambang) dan pembeli (smelter).

BISNIS

Berita terkait

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

5 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

3 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

3 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter

4 hari lalu

Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa kementeriannya sedang berdiskusi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM soal rencana izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

8 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

9 hari lalu

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

Windu Aji Sutanto terbukti korupsi dalam kerja sama operasional (KSO) antara PT Antam dan PT Lawu Agung Mining 2021-2023 di pertambangan nikel

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

9 hari lalu

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

Kuasa hukum Direktur PT Refined Bangka Tin memberi penjelasan soal smelter timah PT RBT yang disita oleh Kejagung.

Baca Selengkapnya

Setelah Disita, Kejagung Izinkan Smelter Timah Harvey Moeis dan 4 Smelter Lain Kembali Beroperasi

11 hari lalu

Setelah Disita, Kejagung Izinkan Smelter Timah Harvey Moeis dan 4 Smelter Lain Kembali Beroperasi

Kejaksaan Agung mengizinkan lima smelter timah, termasuk mlik Harvey Moeis PT RBT untuk kembali beroperasi setelah disita penyidik.

Baca Selengkapnya