Mantan Dirkeu Jiwasraya Sebut Warisi Shortfall Rp 5,7 Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Rahma Tri

Senin, 13 Januari 2020 05:53 WIB

Kantor Pusat Asuransi Jiwasraya di kawasan Harmoni, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Hary Prasetyo Direktur Keuangan dan Investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) 2008-2018 menampik kabar bahwa ia kabur ke London. Pria 50 tahun ini angkat suara tentang krisis keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang diduga akibat praktik lancung dalam pengelolaan dana investasi nasabah saat dia menjabat direktur keuangan dan investasi pada 2008-2018. Kasus ini pula yang membuatnya dicegah bepergian ke luar negeri.

Kepada Retno Sulistyowati, Khairul Anam, Putri Adityowati, dan Ghoida Rahmah dari Tempo, Hary menegaskan bahwa kondisi keuangan perusahaan sudah buruk ketika dia masuk. “Ada peninggalan shortfall Rp 5,7 triliun,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 9 Januari lalu.

Anda dituding sebagai pihak yang paling bersalah dalam kasus Jiwasraya…
Ya, semula saya memilih diam, dan akan menjelaskannya kepada penegak hukum. Tapi serangan yang bertubi-tubi, tanpa ada satu pun yang membela, memaksa saya berbicara, membuka fakta.

Fakta apa?
Ada tiga kejadian penting. Pertama, kondisi keuangan yang memang sudah minus Rp 5,7 triliun di awal saya masuk perusahaan pada 2008. Untuk memenuhi modal minimum dibanding risiko yang ditanggung (risk-based capital/RBC) 120 persen, harus ada injeksi Rp 6,7 triliun. Lalu ada krisis ekonomi 2008 yang menyebabkan seluruh aset portofolio kami turun menjadi minus 60 persen.

Ketiga, saat melakukan revaluasi aset pada 2012, porsi investasi berubah menjadi 30 persen properti 70 persen produk market security, seperti deposito, saham, dan reksa dana. Masalahnya, porsi 30 persen itu hanya memberikan imbal balik 0,6 persen. Padahal yang diperlukan double digit.

Advertising
Advertising

Apa yang dilakukan manajemen dengan kondisi tersebut?
Saya harus mencari return berapa supaya RBC tetap terjaga. Jadi memang harus saya akui, mau enggak mau harus masuk ke portofolio lapis kedua (second liner) yang berisiko tinggi. Betul, itu yang diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan. Demikian adanya. Saya butuh ganjel tadi. Mau diganjel pakai apa? Itu 2013, belum jualan produk Saving Plan lagi. Ketika itu, perusahaan untung dari hasil revaluasi aset.

Tapi keuntungannya dianggap semu, tidak seperti sebenarnya…
Okay, semu. Malah ada yang bilang itu indikasi laporan keuangan direkayasa. Sampai akhirnya kami jualan lagi. Itu ganjel karena memang enggak ada yang lain.

Mengapa dana justru ditempatkan di saham berkinerja buruk?
Pilihannya, dengan duit yang terbatas, adalah membeli saham papan atas yang butuh dana banyak tapi tidak memberikan return sebesar target atau membeli saham lapis kedua, yang berisiko, tapi harga tidak semahal saham blue chip, dan kemungkinan bisa memenuhi target imbal hasil. Intinya, perusahaan perlu imbal hasil (yield) tertentu sesuai dengan target.

Berita terkait

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

7 hari lalu

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.

Baca Selengkapnya

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

28 hari lalu

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

Presiden Jokowi mengucurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp9,5 triliun untuk dua BUMN, yaitu Wijaya Karya dan IFG Life.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

29 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

29 hari lalu

Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

Presiden Jokowi meneken Peraturan Pemerintah penambahkan modal PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau IFG Life untuk membereskan Polis Jiwasraya.

Baca Selengkapnya

Jangan Tanyakan 4 Hal Pribadi Ini saat Wawancara Kerja

31 hari lalu

Jangan Tanyakan 4 Hal Pribadi Ini saat Wawancara Kerja

Saat melakukan wawancara kerja, fokuslah pada pertanyaan terkait pekerjaan dan hindari bertanya soal kehidupan pribadi pelamar kerja.

Baca Selengkapnya

6 Tips Ikut Walk-in Interview Pekerjaan agar Tak Sia-Sia Datang

38 hari lalu

6 Tips Ikut Walk-in Interview Pekerjaan agar Tak Sia-Sia Datang

Para pencari kerja perlu mempersiapkan diri sebelum menghadapi walk-in interview.

Baca Selengkapnya

Datang Terlambat ke Wawancara Kerja Bikin Gugup, Redakan dengan Cara Berikut

25 Februari 2024

Datang Terlambat ke Wawancara Kerja Bikin Gugup, Redakan dengan Cara Berikut

Bila datang terlambat untuk wawancara kerja, sepanik dan segugup apapun, Anda harus berusaha tenang dan percaya diri. Simak caranya.

Baca Selengkapnya

Putin Tak Puas dengan Wawancara Tucker Carlson: Pertanyaannya Kurang Tajam

15 Februari 2024

Putin Tak Puas dengan Wawancara Tucker Carlson: Pertanyaannya Kurang Tajam

Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku terkejut dengan kurangnya pertanyaan tajam dari Tucker Carlson dalam wawancara pekan lalu yang menjadi berita utama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Kremlin Akui Putin Diwawancara Tucker Carlson, Jurnalis AS Pertama Sejak Invasi

8 Februari 2024

Kremlin Akui Putin Diwawancara Tucker Carlson, Jurnalis AS Pertama Sejak Invasi

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan wawancara kepada pembawa acara televisi Amerika Serikat Tucker Carlson pada Selasa, kata Kremlin.

Baca Selengkapnya

Sebut Rusia Bersahabat dengan Hamas, Moskow Panggil Dubes Israel

5 Februari 2024

Sebut Rusia Bersahabat dengan Hamas, Moskow Panggil Dubes Israel

Kemlu Rusia akan memanggil duta besar Israel Simona Halperin karena menyebut Moskow bersahabat dengan Hamas dan merendahkan Holocaust

Baca Selengkapnya