Rencana Ratusan Nelayan Pantura Melaut di Natuna Ditolak

Minggu, 12 Januari 2020 14:03 WIB

KRI Sutedi Senoputra-378 (kiri) dan KRI Teuku Umar-385 (kanan) berlayar meninggalkan Faslabuh Lanal Ranai, Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 9 Januari 2020. KRI Usman Harun-359 bersama KRI Sutedi Senoputra-378 dan KRI Teuku Umar-385 berlayar untuk mengikuti Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 sebagai pengendalian wilayah laut, khususnya di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) laut Natuna Utara. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Nelayan Kabupaten Natuna Kepulauan Riau kompak menolak rencana kedatangan ratusan nelayan pantai utara (Pantura) Jawa melaut di perairan Natuna Utara. Pasalnya nelayan pantura menggunakan alat tangkap cantrang.

"Alat tangkap cantrang dapat merusak ikan dan biota laut lainnya, sehingga akan merugikan nelayan itu sendiri," kata Ketua nelayan Desa Sepempang, Natuna, Hendri, ketika dihubungi, Ahad, 12 Januari 2020.

Tak hanya itu, menurut Hendri, nelayan pantura menggunakan kapal yang lebih besar dan peralatan tangkap modern. Akibatnya, nelayan Natuna merasa tersaingi, karena armada mereka saat ini masih kecil dan peralatan tangkap yang ada sangat tradisional yaitu berupa pancing ulur. "Kondisi ini juga akan menyebabkan nelayan lokal jauh tertinggal dan tersisih."

Ketua nelayan Desa Batu Gajah, Natuna, Kurniawan Sindro Utomo menilai, Pemerintah Kabupaten Natuna maupun Pemerintah Pusat harus turun tangan memberdayakan nelayan setempat dibanding mendatangkan nelayan pantura. Pasalnya, ia menilai, nelayan juga mampu melaut hingga ke Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) asal didukung dengan kapal-kapal dan peralatan yang memadai.

"Pemerintah sebaiknya membantu nelayan Natuna dengan kapal di atas 50 GT, bukan malah mendatangkan nelayan pantura," kata Kurniawan.

Advertising
Advertising

Nelayan Natuna lainnya, Khairul Anam, mengaku khawatir jika pemerintah tetap mendatangkan nelayan pantura ke Natuna, maka dapat menimbulkan gesekan antara kedua belah pihak nelayan. "Konflik Indonesia dan Cina mulai mereda di laut Natuna. Jangan sampai nanti ada pula konflik lanjutan antara nelayan Natuna dan nelayan pantura," ucap Khairul.

Sebelumnya diberitakan bahwa sebanyak 120 nelayan dari Pantura akan dikirim pemerintah ke wilayah perairan Natuna untuk menangkap ikan. Meski kondisi antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Cina sedang memanas di sana, para nelayan mengaku tak terlalu khawatir.

"Intinya kami dari nelayan siap, bahwasanya Natuna adalah bagian dari NKRI dan kami siap mengisi. Kami siap berlayar di laut Natuna dengan apa yang menjadi aturan seperti apa, kami siap untuk mengikuti," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Tegal Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Riswanto, saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020.

Riswanto mengatakan meski sudah berkoordinasi dengan Kemenko Polhukam, namun mereka belum mendapat kepastian waktu berangkat dan teknis pemberangkatan para nelayan ke Natuna.

Lebih jauh Riswanto menyebutkan Kemenko Polhukam telah memberi jaminan izin memancing dan perlindungan kapal selama berada di Natuna. Saat ini, para nelayan masih mendiskusikan persoalan teknis lain bersama Deputi IV Kemenko Polhukam.

"Hari ini akan membahas masalah teknis, ukuran kapal yang mampu, itu ukuran kapal yang berapa. Di atas 150 gross ton (GT)-kah atau berapa, untuk mengakomodir semuanya," kata Riswanto.

Ia mengakui pencarian ikan di perairan Natuna bukanlah hal mudah. Selain karena lokasinya yang jauh dari titik terdekat Indonesia, biaya yang dibutuhkan para nelayan juga tak mudah.

ANTARA | EGI ADYATAMA

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

5 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

5 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

9 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

10 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

10 hari lalu

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

KKP menduga kapal Cina ilegal itu masih berada di perairan sekitar Laut Aru.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

16 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

20 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

28 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

33 hari lalu

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.

Baca Selengkapnya