Sepanjang 2019, PNBP dari Sektor Energi Anjlok 20 Persen
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rahma Tri
Kamis, 9 Januari 2020 14:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor energi di tahun 2019 hanya mencapai Rp 172,9 triliun, atau 80 persen dari target Rp 214,3 triliun. Angka ini merosot hingga 20,6 persen atau sekitar Rp 44,9 triliun, dari capaian tahun lalu yang sebesar Rp 217,8 triliun.
"Ini penyebabnya perbedaan harga ICP (Indonesia Crude Price) dan kurs rupiah," kata Arifin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Januari 2020.
Dalam asumsi makro di APBN 2019, ICP dan kurs rupiah dipatok Rp US$ 70 per barel dan Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat. Namun dalam realisasinya, kata Arifin, ICP hanya sebesar US$ 62,37 per barel dan rupiah menguat terhadap rupiah, menjadi Rp 14.102.
Lebih lanjut, komponen terbesar dari PNBP di sektor energi disumbang dari Minyak dan Gas atau Migas. Namun, penurunan terbesar justru dialami oleh PNBP Migas juga. Dari PNBP sebesar Rp 142,8 triliun pada 2018, turun Rp 27,7 triliun, menjadi Rp 115,1 triliun pada tahun 2019. Nilai ini hanya 72 persen dari target yang sebesar Rp 159,8 triliun.
Selain Migas, PNBP Mineral dan Batubara juga bernasib sama. Dari Rp 49,6 triliun pada 2018, turun Rp 4,8 triliun menjadi Rp 44,8 trilun pada 2019. Namun, PNBP Mineba bisa melampaui target di 2019 yang sebesar Rp 43,3 triliun.
Terakhir, PNBP dari Energi Baru Terbarukan (EBT) juga turun Rp 400 miliar. Dari Rp 2,3 triliun pada 2018, menjadi Rp 1,9 triliun pada 2019. Namun, realisasi PNBP EBT bisa melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 900 miliar.