Belum Tergerus Digital, Uang Kartal Masih Tumbuh 2-3 Persen

Rabu, 8 Januari 2020 12:47 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum Percetakan Uang RI atau Perum Peruri optimistis pertumbuhan percetakan uang kartal, baik di level domestik maupun global, masih moncer. Direktur Pengembangan Usaha Perum Peruri Fajar Rizki mengatakan, di dunia, percetakan uang kartal ditengarai masih bisa tumbuh 2-3 persen.

"Kami mengacu pada riset Giesecke+Devrient (G+D) dan Smither Spira yang disampaikan di seminar mata uang di Jerman tahun lalu. Percetakan uang kartal, baik kertas maupun logam, masih tumbuh," ujar Fajar di kantor Kementerian BUMN, Rabu, 8 Januari 2020.

Fajar meyakini, peredaran uang kartal belum terlampau tergerus oleh uang digital yang saat ini gencar dikampanyekan. Bahkan di Indonesia, kata dia, penggunaan dompet digital baru masif terjadi di kota-kota besar.

Ia mencontohkan, pertumbuhan pengguna uang digital masih berputar di area Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar saja. Sedangkan masyarakat di daerah yang lokasinya jauh dari perkotaan masih membutuhkan transaksi dengan uang tunai atau uang kartal.

Adapun percetakan uang kartal secara domestik disokong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif stabil di level 5 persen. Hingga akhir 2019, Peruri mencatat order percetakan uang rupiah dari Bank Indonesia masih berkontribusi menyumbangkan mayoritas pendapatan, yakni mencapai 60-70 persen dari total cuan perusahaan.

<!--more-->

"Kami mendapat penugasan dari BI secara multiyears 2 tahun sekali. Tahun pertama, penempatan order memang tidak terlalu besar. Tahun kedua biasanya lebih tinggi," ucapnya.

Di luar pemesanan reguler, Bank Sentral umumnya memesan uang cetak untuk mengganti uang rusak. Pemesanan khusus juga dilakukan pada momentum-momentum tertentu, seperti persiapan menjelang hari raya atau akhir tahun. Peruri merekam, pertumbuhan pemesanan uang kartal dari BI secara umum meningkat rata-rata 8 miliar bilyet per dua tahun.

Kendati begitu, Fajar tak menampik bahwa perusahaan sudah mulai menyiapkan bisnis digital untuk mengikuti perkembangan zaman. Sejak tujuh tahun lampau, Peruri sudah mulai merambah ke bisnis digital security service.

"Dengan payung hukum Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2019, kita sudah mulai merambah ke bisnis digital security service sebagai otoritas penjamin keaslian produk dengan menerbitkan Peruri CA atau Certificate Authority," tuturnya.

Selain mencetak uang kartal yang masih jadi tumpuan bisnis perusahaan, Peruri saat ini memiliki tiga produk digital, yakni peruri code, peruri sign, dan peruri trust. Bahkan, sejumlah perbankan, provider, dan perusahaan fintech telah bekerja sama dengan Peruri terkait jaminan dokumen sekuriti.


Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya