Konflik AS-Iran, Harga Minyak Bisa Melambung ke US$ 150 per Barel

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Senin, 6 Januari 2020 11:35 WIB

Ribuan warga Iran berkumpul saat mengikuti upacara pemakaman Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan udara di Ahvaz, Iran, 5 Januari 2020. Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran terus memanas setelah Jenderal Qassem Soleimeni tewas akibat serangan udara AS. Kondisi tersebut diprediksi akan membuat harga minyak dunia melambung.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan dalam keadaan perang, harga minyak bisa naik hingga ke US$ 150 per barel. Pasalnya, Timur Tengah adalah salah satu pemasok minyak dunia. Kendati, lonjakan itu sangat tergantung kepada respons Iran.

"Ini tidak bagus untuk kita, pelaku pasar perlu hati-hati karena pasar saham bisa terkoreksi, balik lagi ini tergantung respon Iran bagaimana, kalau dilihat statementnya mereka kan bilang akan melakukan balasan. Kita khawatir bakal ada Perang Teluk lagi," ujar Hans melalui sambungan telepon, Ahad, 5 Januari 2020.

Menurut Hans, kenaikan harga minyak menjadi US$ 80 hingga US$ 90 per barel saja sudah menjadi peringatan untuk Indonesia. Sebab, Indonesia hingga saat ini masih memenuhi kebutuhannya dari impor atau nett importer. Harga minyak mentah Brent pada hari ini, Senin 6 Januari 2020 terpantau di US$ 70,19 per barel.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Panasnya tensi di Timur Tengah, kata Hans, memang akan menjadi perhatian pasar pekan ini. Khususnya, naiknya harga minyak di akhir pekan ini akibat serangan udara AS ke milisi Irak yang di dukung oleh pemerintah Iran.

Seperti diberitakan, serangan udara AS telah menewaskan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan membalas serangan tersebut yang menimbulkan kekawatiran terjadi konflik di wilayah tersebut. Meningkatnya kekhawatiran bahwa ketegangan Timur Tengah dapat mengganggu pasokan minyak dan telah membuat harga minyak naik.

Senada dengan Hans, Ekonom asal Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan konflik di Timur Tengah secara tidak langsung akan menaikkan harga minyak dunia. "Kalau kita melihat rangkaian di teluk itu berkorelasi dengan harga minyak dunia. Ini kan bakal menambal ketidakpastian seperti resesi ekonomi global," tutur Fithra.

Kendati demikian, Fithra belum bisa memprediksi kenaikan harga minyak yang mungkin terjadi nanti. Ia mengatakan bisa saja harga itu menembus US$ 100 per barel bergantung kepada respon masing-masing negara.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

6 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

6 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

7 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

10 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

12 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

13 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

22 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya