Cerita dan Pujian Dahlan Iskan Saat Naik Garuda A330-900 Neo

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 29 Desember 2019 08:21 WIB

Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi sambutan dalam acara perpisahan di ahir masa jabatanya menjadi menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di gedung kementrian BUMN, Jakarta, 17 Oktober 2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menceritakan pengalamannya naik pesawat Garuda Indonesia jenis Airbus A330-900 Neo jurusan Surabaya-Denpasar. Menurut Dahlan, pesawat itu dijuluki Pesawat Brompton oleh penumpang lantaran pesawat jenis ini membuat para direksi Garuda dicopot setelah membawa motor Harley Davidson dan sepeda Brompton secara ilegal.

"Kemarin, para penumpang merasa bangga-bangga-sedih. Bangga lantaran merasakan naik pesawat baru. Yang bakal mengalahkan Boeing 787 dan Boeing 767. Juga bangga karena Garuda sudah mampu membeli pesawat jenis ini. Yang kini paling bisa diajak bersaing --konsumsi BBM-nya hemat 14 persen," tulis Dahlan dalam situs www.disway.id, Sabtu, 28 Desember 2019.

Menurut Dahlan, sejak kedatangan "Pesawat Brompton" itu sebenarnya sudah dua lagi A330-900 Neo tiba di Jakarta. Berarti Garuda kini sudah punya tiga. Masih akan datang lagi enam buah. Tahun depan.

Dia mengatakan pesawat A330-990 Neo milik Citilink --anak Garuda-- juga sudah datang. Satu buah.

Berikut tulisan Dahlan selanjutnya:

"Saya menyesal tidak naik kelas bisnis. Agar bisa membedakan dengan kelas bisnis pesaing Garuda --Cathay, Emirates, Qatar, dan seterusnya.

Kali ini saya naik ekonomi. Dengan logika: untuk apa jarak pendek naik bisnis.

Saya tidak mengira jurusan sependek Surabaya-Denpasar kemarin itu menggunakan pesawat berbadan lebar.

Teorinya, untuk jarak sedekat itu cukup dilayani dengan Boeing 737 atau A320. Bahkan cukup dengan pesawat baling-baling seperti ATR.

Maka begitu tahu ini adalah "Pesawat Brompton" saya bertekad untuk mampir ke kelas bisnisnya.
<!--more-->
Sekedar tahu.

Ternyata bagus sekali. Tidak kalah dengan milik perusahaan penerbangan negara maju.

Lalu saya mencari kursi saya di kelas ekonomi. Duduk di 38E. Sambil melongok fasilitas yang tersedia.

Tempat duduknya nyaman. Tidak ada cela sama sekali. Jarak antar kursi pun sangat longgar --biar pun ini kelas ekonomi.

Setelah take off, ada pengumuman menarik: pesawat ini dilengkapi wifi. Gratis! Bisa dilihat di ponsel masing-masing.

Saya langsung buka ponsel. Demikian juga dua penumpang seberang saya.

Penumpang bisa mendaftar dalam dua kategori. Sebagai pelanggan atau tamu.

Saya coba yang pelanggan. Ternyata harus isi banyak pertanyaan. Saya gagal untuk pertanyaan ke-5: apakah binatang peliharaan Anda.

Saya pun pindah ke pilihan lain: sebagai tamu. Cukup mengisi alamat email.

Langsung connect.

Ada banyak pilihan: yang bayar USD 20, USD 16, USD 11, atau yang gratis.

Perbedaan harga itu berdasar besar kecilnya megabyte.

Sedang yang gratis itu, hanya bisa untuk kirim teks.

Cukuplah.

Saya bisa kirim WA ke teman. Untuk membanggakan Garuda --bahwa saya bisa kirim WA dari pesawat Garuda terbaru."

Setelah itu, Dahlan bercerita soal Jiwasraya. Usai membahas Jiwasraya, dia kembali bercerita pengalamannya naik Garuda.

"Pesawat ini penuh sekali. Ini memang musim liburan. Manusia seperti air bah menuju Bali.

Saya hanya mampir di Bali. Untuk terus ke arah Tenggara.
<!--more-->
Saya memuji Garuda. Yang menggunakan pesawat besar di musim liburan ke Bali.

Daripada menambah extra flight. Satu pesawat ini saja sama dengan menambah tiga extra flight.

Di musim mudik lebaran pun baiknya ditempuh cara ini: masukkan pesawat besar ke jalur Jakarta-Surabaya. Atau Jakarta-Medan. Jakarta-Makassar.

Pesawat Brompton yang saya naik ini pun baru tiba dari Amsterdam. Besoknya harus terbang ke Amsterdam lagi.

Di sela-sela waktunya itu masih bisa "mencangkul" dua kali: Denpasar-Surabaya-Denpasar. Balik lagi Denpasar-Surabaya-Denpasar.

Advertising
Advertising

Dulu, menggunakan pesawat besar untuk jarak pendek dianggap bunuh diri. Kini, dengan pesawat seefisien A330-900 Neo, teori itu perlu direvisi.

Kini Airbus punya dua gacoan. Untuk pesawat kelas Boeing 737, Airbus punya A320 Neo. Yang lebih efisien dari B737.

Untuk kelas Boeing 777, B787 dan B767, Airbus punya gacoan A330-900 Neo ini.

Garuda menjadi salah satu pembeli awalnya. Armada Garuda pun kian kuat --sudah bisa mengalahkan Malaysia Airlines.

Garuda memang terpuruk oleh Brompton tapi semua orang harus segera move on."

BISNIS

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

4 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

8 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

8 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

29 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 3 April 2024 dimulai dengan sederet kasus yang menyeret Robert Bonosusatya.

Baca Selengkapnya

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

31 hari lalu

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

Presiden Jokowi mengucurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp9,5 triliun untuk dua BUMN, yaitu Wijaya Karya dan IFG Life.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

32 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

32 hari lalu

Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

Presiden Jokowi meneken Peraturan Pemerintah penambahkan modal PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau IFG Life untuk membereskan Polis Jiwasraya.

Baca Selengkapnya

Ini Tips Jika Harus Melaporkan Barang Bawaan Saat Bepergian ke Luar Negeri

38 hari lalu

Ini Tips Jika Harus Melaporkan Barang Bawaan Saat Bepergian ke Luar Negeri

Tips bagi warga Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri membawa barang bawaan berharga seperti diatur PMK nomor 203 2017.

Baca Selengkapnya