Edhy Prabowo Minta Nelayan Pencari Benih Lobster Tak Ditangkapi

Kamis, 26 Desember 2019 17:22 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meninjau langsung upaya pembesaran benih lobster yang dilakukan masyarakat Telong Elong dan Teluk Ekas, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, 26 Desember 2019. TEMPO/Supriyanto Khafid

TEMPO.CO, Mataram - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta polisi dan TNI Angkatan Darat maupun TNI Angkatan Laut tidak main tangkap nelayan yang mengambil benih lobster untuk keperluan pembesaran. Ia menjanjikan akan mengatur kembali dan evaluasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 56 Tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan atau Pengeluaran Lobster, Kepiting dan Rajungan.

Hal ini disampaikan Edhy Prabowo sewaktu bertemu nelayan di Dusun Telong - Elong Kecamatan Jerowaru pada hari ini. Ia juga menyatakan hal tersebut ke Wakil Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigjen Asby Mahyuza dan Komandan Pangkalan Angkatan Laut Mataram Kolonel Laut (P) Dados Raino.

''Sambil menunggu transisi, saya mohon kepada kepolisian, Dan Lanal dan TNI AD para penegak hukum dan ibu karantina, tolong diawasi selama itu untuk pembesaran di keramba silakan saja,'' kata Edhy Prabowo, Kamis, 26 Desember 2019.

Ke depan, Edhy meminta nelayan tidak usah lagi ragu-ragu dalam mengambil benih lobster. ''Tapi kalau melakukan ekspor benih, kami tangkap di bandara. Nanti aturan resminya akan dikeluarkan. Jikalau melakukan ekspor yang sudah besar tidak masalah."

Selama lima jam Edhy Prabowo berada di Telong Elong - Elong dan Teluk Ekas Kabupaten Lombok Timur dan di Pelabuhan Perikanan Teluk Awang di Kabupaten Lombok Tengah. Di Telong Elong ia melihat keramba jaring apung tempat nelayan setempat membesarkan benih lobster secara diam-diam menggunakan pola tumpang sari. Benih lobster di tempatkan di bawah ikan bawal atau yang lain.

Advertising
Advertising

Edhy mengaku kaget sewaktu di Telong Elong melihat adanya upaya pembesaran yang dilakukan nelayan setempat. Selama ini, katanya, tidak ada yang bisa membesarkan lobster dan tidak ada yang bisa membudidayakan lobster.

Semula ia tidak yakin tidak mampunya melakukan budi daya benih lobster yang termasuk jenis crustacea atau sama dengan ikan yang lain yang dibesarkan. ''Ternyata saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, banyak yang ada di sini,'' ucap Edhy Prabowo.

<!--more-->

Edhy Prabowo mengingatkan untuk tidak lagi melakukan pembesaran benih lobster secara diam-diam. Sejak menjabat Menteri KKP, ia berniat mengevaluasi Peraturan Menteri KKP Nomor 56 2016.

Langkahnya untuk menjawab pertanyaan yang selama ini ada di masyarakat yang takut untuk diungkapkan. ''Ada muncul di berita saya akan mengekspor benih lobster. Ternyata ada yang melakukan upaya pembesaran. Kenapa benih lobster harus diekspor,'' ujarnya.

Sebelumnya, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan budi daya lobster hanya akan menghabiskan bibit yang ada di alam, karena saat ini biota laut tersebut belum bisa memijah atau kawin di penangkaran. Sehingga suatu saat nanti, budi daya pembesaran akan berhenti disebabkan bibit yang habis dari alam.

"Budi daya akan menghabiskan plasma nutfah atau bibit lobster di alam. Dan suatu saat pembesaran lobster itu pun akan berhenti karena bibit telah habis. Ingat, lobster belum bisa berkawin dan mijah di penangkaran. Semua bibit lobster yang diambil (sampai dengan) hari ini adalah dari alam," kata Susi seperti dikutip dari cuitan Twitter-nya @susipudjiastuti, Selasa, 24 Desember 2019.

Susi mengatakan, saat ini lobster dalam zona ancaman kepunahan karena banyak orang tidak peduli keberlanjutan biota laut tersebut. Ia menegaskan, semua pembesaran lobster saat ini menggunakan benur dari alam. "Cara pengambilan bibit ini massal &mudah; akan cepat menghabiskan stok alam," ujar dia dengan nada prihatin.

Lebih jauh Susi Pudjiastuti berharap ekosistem laut Indonesia bisa berkelanjutan, dan selalu lestari, agar bisa selalu dinikmati oleh semua generasi. "Menjaga Keberlanjutan Sumber Daya Alam yaitu Kelautan dan Perikanannya agar tetap SELALU ADA dan BANYAK, Produktif lestari. Cukup untuk dimakan dan dikomersialkan. Bertahun tahun dinikmati generasi ke generasi. ADA dan BANYAK," katanya.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

2 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

9 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

9 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

9 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya