Jiwasraya Rugikan Negara 13,7 T, Said Didu: Ada Perampok Internal

Kamis, 19 Desember 2019 18:22 WIB

Kantor Pusat Asuransi Jiwasraya di kawasan Harmoni, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Said Didu, mengungkapkan sebab perusahaan asuransi negara PT Asuransi Jiwasraya (Persero) berpotensi membuat negara buntung hingga Rp 13,7 triliun. Ia menengarai ada perampokan di tubuh perseroan.

"Perusahaan yang sangat sehat pada 2016-2017, lalu defisit puluhan triliun di tahun berikutnya, berarti ada penyedotan dana. Ada perampokan yang terjadi," ujarnya saat ditemui seusai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Pertamina Sumber Kekacauan' di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.

Jiwasraya saat ini tercatat mengalami defisit setelah menempatkan saham gorengan. Perusahaan asuransi pelat merah itu menempatkan saham sebanyak 22,4 persen atau senilai Rp 5,7 triliun dari aset finansial. Dari jumlah tersebut, 5 persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik (LQ 45) dan 95 persen dana sisanya ditempatkan di saham berkinerja jeblok.

Jiwasraya juga menempatkan reksadana 59,1 persen dengan nilai mencapai Rp 14,9 triliun dari aset finansial. Dari total angka itu, hanya 2 persen yang dikelola oleh manajer investasi Indonesia dengan kinerja baik. Sedangkan 98 persen sisanya dikelola oleh manajer investasi dengan kinerja buruk.

Menurut Said, kerugian yang ditanggung Jiwasraya lebih dari sekadar risiko bisnis. Sebab, menurut dia, perusahaan pernah melalui krisis ekonomi dan berhasil mentas. Ia mencontohkan krisis moneter 1998.

Akibat krisis tersebut, perseroan sempat mengalami defisit. Pada 2005, defisit Jiwasraya bahkan sampai Rp 6 triliun. Namun perusahaan dapat mengatasi tunggakan pada 2009.
"Mulai 2009, Jiwasraya sehat. Puncak sehatnya 2016 dengan untung sekian triliun," ucapnya.

Menurut Said, saat ini Kementerian BUMN mesti melakukan pelbagai cara untuk kembali menyehatkan Jiwasraya. Misalnya menggandeng kementerian dan lembaga lain. Ihwal produk asuransi yang tidak pruden, contohnya, Said mengatakan Otoritas Jasa Keuangan mesti turut bertanggung jawab.

<!--more-->

Said juga menyarankan pemerintah segera mengambil langkah menyelamatkan Jiwasraya dengan mengisolasi produk dan beban perusahaan di unit tertentu. "Lalu mengejar orang yang mengambil uang di Jiwasraya dan minta dipidana dan dikembalikan (uangnya)," ujarnya.

Selain menyebabkan negara buntung lantaran saham gorengan, perusahaan asuransi pelat merah tersebut saat ini ditengarai menanggung gagal membayar polis sebesar Rp 12,4 triliun. Posisi gagal bayar itu tercatat per Desember 2019.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan ada indikasi tindak kriminal pada kasus gagal bayar Jiwasraya. Karena itu, ia akan meminta aparat hukum melakukan penanganan terhadap kasus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sejumlah nasabah PT Asuransi Jiwasraya sudah mendatangi kantor Kementerian BUMN belakangan ini untuk merembuk kasus gagal bayar. Salah satu nasabah asuransi Jiwasraya, Haresh Nandwani, menanyakan penyelesaian pembayaran polis. "Kami mau menanyakan mengenai Jiwasraya, bagaimana kelanjutan dan penyelesaiannya," ujar Haresh.

Haresh mengatakan, para nasabah ingin adanya kepastian terhadap pembayaran polis. Ia menuturkan Jiwasraya pernah menjanjikan akan membayarkan tanggung jawabnya pada kuartal pertama yang kemudian ditunda hingga kuartal kedua 2018. Namun hingga saat ini tak kunjung terealisasi. "Ini kan milik pemerintah, BUMN, kita dulu investasi karena kita percaya BUMN. Kalau negara tidak bisa bayar, kita percaya siapa lagi," katanya.

Kasus gagal bayar Jiwasraya telah diserahkan ke Kejaksaan Agung RI. Kejaksaan Agung memastikan sudah ada tersangka dalam kasus gagal bayar polis JS Saving Plan milik perseroan.

FRISKI RIANA | DEWI NURITA | BISNIS

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

5 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

19 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

1 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

1 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

2 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya