Jadi Embarkasi Haji, Kertajati Tinggal Tunggu Izin dari Saudi
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Kamis, 19 Desember 2019 10:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penunjukan resmi Bandara Kertajati di Majalengka sebagai bandara embarkasi untuk penerbangan haji 2020 masih terkendala satu syarat. Satu-satunya syarat yang belum terpenuhi adalah izin dari otoritas penerbangan Saudi, General Authority of Civil Aviation (GACA).
Saat ini Izin dari otoritas penerbangan Saudi ini terkait slot pendaratan tambahan dari Kertajati menuju Mekkah dan Madinah. "Kalau GACA oke tahun ini, kita pakai Kertajati [sebagai penerbangan Haji 2020]," kata Menteri Agama Fachrul Razi di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu 18 Desember 2019.
Sebelumnya, masalah panjang landasan yang menjadi penghambat penetapan penggunaan Kertajati pada musim haji 2019 telah diselesaikan."Kita kuatkan tekat [Bandara] Kertajati harus dipakai," kata Fachrul.
<!--more-->
Selain mengupayakan penetapan Kertajati menjadi Embarkasi ke-14, pada musim haji 2020 juga diupayakan penerapan program fast track imigrasi dari Surabaya. Program ini sebelumnya telah diterapkan pada penerbangan dari Cengkareng.
Fast track imigrasi yakni layanan dini imigrasi dari Kerajaan Arab Saudi. Dalam program ini Pemerintah Arab Saudi membuka layanan imigrasi di negara asal penumpang. Jamaah haji dapat langsung ke penginapan setelah mendarat di Mekkah atau Madinah. "Yang lalu (2019) fast track hanya ada di Jakarta, Cengkareng. Nanti yang akan datang, ada di Surabaya," kata Fachrul.
Untuk musim haji 2020, kuota dasar jamaah Indonesia dipastikan tetap 221.000 jamaah. Jumlah ini terdiri dari 204.000 jamaah haji regular, serta 17.000 orang jamaah haji khusus. Jamaah haji reguler dan khusus termasuk petugas dari Indonesia yang melayani.
Seiring dengan rencana tambahan embarkasi haji dari Bandara Kertajati, Fachrul menambahkan pada musim haji mendatang pemerintah juga menaikkan kuota haji cadangan dari 5 persen menjadi 10 persen. Dengan peningkatan kuota cadangan ini maka diharapkan seluruh kuota yang disediakan untuk Indonesia dapat terisi secara maksimal meski terdapat jamaah yang batal berangkat.
BISNIS