Dirut BEI: Suku Bunga The Fed Pengaruhi Iklim Investasi Domestik

Selasa, 10 Desember 2019 13:17 WIB

PT Natura City Developments Tbk menjadi emiten ke-600 yang melantai di BEI. Direktur Utama BEI Inarno Djajadi (keempat dari kiri) dan Direksi BEI lainnya mengikuti acara pencatatan perdana dilaksanakan hari ini, Jumat, 28 September 2018 (Y. Tomi Aryani / Tempo).

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia atau BEI Inarno Djajadi mengatakan tingkat suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) merupakan salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan investor pasar saham. Sebab, tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat bakal mempengaruhi tingkat suku bunga bank sentral di seluruh dunia.

Inarno mencontohkan, sepanjang 2019, The Fed telah menurunkan tingkat suku bunga sebanyak tiga kali. Sampai dengan Oktober 2019, tingkat suku bunga acuan The Fed berada pada posisi 1,50 - 1,75 persen. Penurunan tersebut nyatanya diikuti oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia.

"Karena itu, pergerakan suku bunga The Fed bakal mempengaruhi keseluruhan perekonomian entitas global, termasuk di Indonesia. Pada akhrinya, ini bisa berdampak pada iklim investasi," kata Inarno saat membuka "Seminar Outlook 2010" di Gedung Bursa Efek, Jakarta Selatan, Selasa 10 Desember 2019.

Inarno mengungkapkan pada 2020, ekonomi domestik masih diliputi oleh ketidakpastian akibat kondisi risiko ekonomi global. Khususnya dampak perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat sehingga mempengaruhi volume perdagangan. Kondisi itu mempengaruhi lebih lanjut membuat laju pertumbuhan ekonomi global terhambat.

Bagi ekonomi domestik, kondisi tersebut berdampak pada industri manufaktur. Selain itu, kondisi tersebut berdampak pada pertumbuhan dan datangnya investasi di berbagai negara. Karena itu, perhatian untuk memperhatikan pergerakan suku bunga acuan The Fed menjadi penting.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell memberi sinyal bahwa The Fed kemungkinan tidak akan melakukan perubahan kebijakan moneter. Sejumlah pihak berkeyakinan bahwa The Fed tidak akan mengeluarkan kebijakan apapun sepanjang 2020, termasuk kenaikan suku bunga.

Dikutip Bisnis, The Fed sebelumnya juga berpendapat bahwa tingkat suku bunga yang rendah terus berlanjut bisa memangkas keuntungan bank-bank di Amerika Serikat. Kondisi itu, secara lebih lanjut, bisa mendorong bank berada dalam kondisi yang penuh risiko dan mengancam stabilitas keuangan negara.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya