TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekonom memperkirakan Bank Indonesia atau BI bakal menahan suku bunga acuannya pada bulan Desember ini. Salah satunya karena pertimbangan stabilnya cadangan devisa pada bulan November.
Ekonom Bank BCA, David E. Sumual menyatakan cadangan devisa per November sebesar US$ 126,6 miliar terbilang stabil bila dibandingkan bulan sebelumnya US$ 126,7 miliar. Bahkan, menurut dia, angka cadangan devisa ini masuk rentang ideal pada akhir tahun di kisaran US$ 125 miliar sampai US$ 127 miliar.
Tak hanya itu, David memperkirakan bank sentral bakal menahan suku bunga acuan setelah ada sinyal dari The Fed dalam kebijakan moneternya. "Sejauh ini memang dilihat bagaimana sikap The Fed, apakah diturunkan. Tapi sepertinya masih ditahan," ujarnya, Ahad, 8 Desember 2019.
Sikap The Fed ini, menurut David, juga sangat berkaitan dengan hasil kebijakan penerapan tarif dari Amerika Serikat terhadap Cina. Jika pada 15 Desember 2019 mendatang terjadi perubahan dan pembatalan kebijakan, akan memungkinkan berdampak pada sikap The Fed termasuk sikap Bank Indonesia.
Hal senada disampaikan oleh Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dan Dwiwulan, Mereka memperkirakan Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur Desember 2019. Menurut mereka, hal itu dilakukan karena Bank Indonesia ingin mencoba mengukur efektivitas dari sejumlah relaksasi yang sudah dilakukan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Namun begitu, Bank Indonesia juga dinilai berpeluang memangkas suku bunga acuan dalam upaya mendorong pertumbuhan. Hal ini terutama jika terjadi pembatalan rencana Amerika Serikat kembali menerapkan tarif untuk sejumlah produk Cina pada 15 Desember ini.
Sebelumnya BI pada akhir November lalu memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 5,00 persen. Selain itu, suku bunga lending facility dan deposit facility juga tetap dipertahankan pada level 5,75 persen dan 4,25 persen.
"Ke depan, kebijakan moneter akan tetap akomodatif dan konsisten dengan perkiraan inflasi terkendali pada kisaran sasaran, memperhatikan stabilitas eksternal dan bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah menurunnya ekonomi global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat mengelar konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, 21 November 2019.
Oktober lalu, BI memutuskan untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau bps, sehingga kini menjadi 5 persen. Selain itu, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25 bps, sehingga masing-masing menjadi 4,25 persen dan 5,75 persen.
BISNIS