PT Dirgantara Jaring Investor untuk Penuhi Permintaan N219

Selasa, 10 Desember 2019 10:00 WIB

Test Pilot atau pilot penguji PT Dirgantara Indonesia, Kapten Ester Gayatri Saleh (kanan) memeriksa pesawat N219 di pabrik perakitan PT DI, Bandung, Jawa Barat, pada 12 November 2015. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, BANDUNG—Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, korporasi sudah menyiapkan rencana untuk membentuk anak usaha. Anak usaha itu dibentuk guna memenuhi seluruh pesanan pesawat perintis N219 yang akan memasuki fase produksi pada 2020.

“Kita butuh US$ 127 juta, dengan instalasi semua, dengan membentuk SPV (special purpose vehicle),” kata dia di hanggar PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Senin, 9 Desember 2019.

Elfien mengatakan, fasilitas yang sudah siap saat ini maksimal untuk memproduksi maksimal 6 unit N219 per tahunnya. Adapun perseroan mengejar target kapasitas produksi 36 unit N219 per tahun. “Kita sedang merencanakan untuk membangun fasilitas yang bisa (memproduksi) 36 pesawat per tahun,” kata dia.

Untuk itu, PT Dirgantara berencana mencari investor, agar dapat membangun lini produksi yang sanggup membangun lini produksi dengan kapasitas tersebut. “Tentunya fasilitas baru, dan ini sudah merupakan otomatisasi yang memang tidak seperti fasilitas yang ada sekarang. Itu investasi baru,” kata Elfien.

PT Dirgantara Indonesia saat ini sudah mulai menjajaki rencana itu dengan menimbang tingginya minat atas pesawat N219 yang kini tengah menjalani proses sertifikasi. “Itu menjadi salah satu target pengembangan fasilitas kami untuk bisa memproduksi lebih banyak lagi tiap tahun,” kata Elfien.

Advertising
Advertising

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Gita Amperiawan menambahkan, hingga saat ini potensi pemesanan pesawat N219 menembus ratusan unit kendati belum masuk fase produksi. “Kalau melihat pada minat customer itu, sekarang sudah 238 (pesawat) lebih,” kata dia.

Gita mengatakan, PT Dirgantara sudah memaparkan konsep bisnis SPV itu pada Kementerian BUMN. Konsep bisnisnya juga sudah mulai dibicarakan dengan calon investor. “Ke para calon investor juga, sudah mulai mensosialisasikan ini karena waktunya juga tidak terlalu lama lagi,” kata Gita.

Saat ini, kata Gita, sudah banyak investor yang menyatakan tertarik berinvestasi di PT Dirgantara Indonesia untuk membangun lini produksi pesawat N219. “Kita sudah bicara dengan United Arab Emirat untuk investasi. Cina juga, kita lihat kemungkinannya. Dari dalam negeri juga banyak,” kata dia.

Lini produksi pesawat N219 kelak akan menjadi lini produksi pesawat dengan model otomatisasi pertama yang dimiliki PT Dirgantara Indonesia. “Tahun 2020 harus sudah persiapan untuk otomatisasi karena tidak mudah,” kata Gita.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

1 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

2 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

2 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

5 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

5 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Imbas Israel Serang Balik Iran, Rupiah Makin Keok

8 hari lalu

Imbas Israel Serang Balik Iran, Rupiah Makin Keok

Selain terhadap nilai tukar rupiah, gejolak konflik ini juga berefek pada harga emas dan minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

10 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya