Bank Indonesia: Transaksi Non Tunai Atasi Kebocoran Anggaran

Sabtu, 7 Desember 2019 14:21 WIB

Ilustrasi atau logo Bank Indonesia (BI). Dok. TEMPO/ Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Batusangkar - Penerapan transaksi non tunai oleh pemerintah daerah dinilai dapat mendorong peningkatan pendapatan asli daerah serta menekan kebocoran pemasukan.

"Dari pengalaman yang ada ketika pemda menerapkan sistem pembayaran non tunai pendapatan daerahnya langsung meningkat," kata Wahyu Purnama Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar di Batusangkar, pada diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi dan Kajian Pariwisata Sumatera Barat, Sabtu 7 Desember 2019

Sejumlah negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kata dia, transaksi non tunai berkembang pesat seperti di India dan China.

"Selain itu dengan penerapan transaksi non tunai maka peredaran uang palsu bisa ditekan dan biaya untuk mencetak uang kartal berkurang karena tidak perlu lagi mencetak uang dalam jumlah banyak," kata dia.

Akan tetapi ia mengakui untuk penerapan transaksi non tunai tahap awal masih didominasi oleh bank tertentu karena infrastruktur yang belum siap. Ia berharap pada masa mendatang, penerapan transaksi non tunai bisa mengakomodasi semua kartu sebagaimana pembayaran tiket masuk jalan tol.

Tidak hanya itu saat ini Bank Indonesia juga sudah meluncurkan standar Quick Response (QR) Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking yang disebut QR Code Indonesian Standard (QRIS) pada 17 Agustus 2019.

"Implementasi QRIS secara nasional efektif berlaku mulai 1 Januari 2020, dan saat ini tengah diberlakukan masa transisi persiapan bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP)," kata dia.

Wahyu menjelaskan selama ini sudah ada beberapa penyelenggara jasa sistem pembayaran yang menyediakan pembayaran menggunakan barcode seperti ovo, hingga go pay.

"Akan tetapi masyarakat hanya bisa menggunakan satu aplikasi saja misalnya pengguna go pay hanya bisa menggunakan pada alat yang disediakan untuk go pay, dengan adanya QRIS lebih universal dan praktis karena semuanya bisa digunakan," kata dia.

Ia menuturkan penggunaan QRIS juga efisien karena transaksi langsung dan tidak ada masa jeda dan apapun aplikasinya dapat digunakan.

"Cara penggunaan juga mudah, cukup memindai barcode menggunakan telepon pintar kemudian memasukkan PIN dan nominal yang akan dibayarkan, ujar dia.



Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

4 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya