Ini Argumentasi Pemerintah untuk WTO Soal Larangan Ekspor Nikel

Kamis, 5 Desember 2019 07:00 WIB

Indonesia siap hadapi aturan EU-RED II di WTO
"Kita punya bahan baku nikel yang cukup besar. Dari industri ini, tak hanya nikel yang dihasilkan, tetapi juga cobalt. Banyak ikutannya yang bisa digunakan untuk bahan baku baterai," kata Putu.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonatan Handojo mengatakan Indonesia punya alasan yang kuat atas protes pelarangan nikel yang diajukan oleh Uni Eropa kepada WTO. Ia menuturkan sejak 2009, pemerintah sudah menerbitkan Undang-undang Minerba Batubara Nomor 4 Tahun 2009 yang mengharuskan mineral mentah diolah sebelum dijual.
Jonatan mempertanyakan alasan Uni Eropa menggugat larangan ekspor Indonesia. Pada tahun-tahun tersebut, ia mengatakan Eropa memang masih mengimpor nikel ore dari PT Aneka Tambang (Antam). Namun sejak 2014, Eropa sudah menghentikan impor nikel ore dari Indonesia. Selama lima tahun terakhir, kata dia, Eropa mayoritas impor nikel pig iron atau stainless steel dari Cina.
"Lalu apa salahnya Indonesia? Itu kekuatan kita untuk mementahkan tuntutan mereka di WTO," kata Jonatan. Selain itu, Jonatan berujar Indonesia sudah memiliki lebih dari 35 Smelter dan penyerapan nikel didalam negeri aman karena jumlah smelter terus bertambah.
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani menuturkan mekanisme restriksi ekspor-impor tetap diperbolehkan melalui berbagai mekanisme seperti tarif, kuota, perijinan, pajak, atau pun standar. Hal itu, kata dia, diperbolehkan selama memiliki alasan yang bisa dijustifikasikan dan transparan kepada seluruh anggota WTO.
"Jadi Indonesia boleh melakukan larangan atau restriksi ekspor nikel. Sekarang hanya masalah justifikasinya apa dan apakah Indonesia sudah mentransparansikan aturan tersebut sesuai aturan WTO atau tidak," kata dia.
Menurut Shinta, WTO hanya memperbolehkan restriksi ekspor-impor melalui mekanisme pengecualian, yaitu general exceptions, national security exceptions, dan financial security exceptions. Masing-masing pengecualian itu memiliki ketentuan klaim sendiri. Shinta menjelaskan Indonesia juga bisa menerapkan restriksi permanen dengan alasan national security exceptions.
Hal ini, ujar Shinta, telah dilakukan Amerika Serikat saat ini terhadap produk besi-baja meskipun secara tradisional security exceptions lebih dimaksudkan untuk mengontrol perdagangan senjata. "Jadi, kita bisa memenangkan gugatan ini asalkan pemerintah kita bisa menjustifikasi dengan baik alasan restriksinya sesuai dengan aturan yang berlaku di WTO," ujar Shinta.
LARISSA HUDA | FAJAR PEBRIANTO
WTOEksporNikelKemendagUni Eropa

Berita terkait

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

1 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

Terpopuler: Pemerintah Jokowi dinilai lemah terhadap Freeport, keluarga Prabowo Subianto bangun pabrik timah di Batam.

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

2 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

2 hari lalu

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Pengamat energi UGM sebut pemerintah tegas terhadap larangan ekspor mineral mentah lain tapi lembek terhadap Freeport.

Baca Selengkapnya

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

2 hari lalu

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan keuntungan nilai tambah hilirisasi nikel di Indonesia selama ini lebih banyak tersalur ke Cina.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sebut Bisnis Waralaba Meningkat 5 Persen, Terpusat di Pulau Jawa

2 hari lalu

Kemendag Sebut Bisnis Waralaba Meningkat 5 Persen, Terpusat di Pulau Jawa

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menyebut perkembangan waralaba tahun ini meningkat sebanyak 5 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

5 hari lalu

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

Freeport beberapa kali menyuarakan harapan agar izin ekspor konsentrat tembaga tetap dibuka.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

5 hari lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

6 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

6 hari lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

6 hari lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya