Penerapan Bahan Bakar B30 Disebut Masih Memerlukan Penyempurnaan

Kamis, 5 Desember 2019 06:00 WIB

Kementerian ESDM melakukan uji prespitasi dan start ability penggunaan campuran 30 persen Bahan Bakar Nabati (BBN) Jenis Biodiesel ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar (B30) pada kendaraan bermotor di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah produsen otomotif dalam negeri tengah bersiap menyesuaikan mesin kendaraannya untuk menggunakan bahan bakar B30. Mereka optimistis mampu menyelesaikan uji coba sebelum mulai 1 Januari 2020.

Produsen pendatang baru asal Cina, Dongfeng Sokon (DFSK), merupakan salah satu yang masih bersiap. DFSK yang berada di bawah agen pemegang merek PT Sokonindo Automobile itu telah mengikuti uji jalan B30 yang digelar pemerintah pada Juni-Oktober 2019 lalu dengan mengirimkan dua unit mobil pick up DFSK Super Cab.

"Hasilnya secara general tidak jauh beda antara B20 dengan B30 dan dampaknya tidak terlalu siginifikan," kata Public Relation and Digital Manager DFSK Arviane Dahniarny Bahar kepada Tempo, Rabu 4 Desember 2019.

Namun perusahaan memutuskan menguji kembali penggunaan B30 terhadap Super Cab. Arviane menuturkan, uji coba ini bertujuan untuk menyempurnakan dampak B30 yang dirasa masih kurang optimal berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pemerintah.

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto, pun menyatakan masih menguji dampak B30 terhadap kendaraan diesel mereka. Fokus perusahaan antara lain biaya yang ditimbulkan dari penerapan program ini, baik yang akan ditanggung pabrikan maupun konsumen. Pasalnya penerapan B30 mengharuskan perusahaan berinvestasi di teknologi. "Jangan sampai penggunaan B30 membuat harga kendaraan menjadi tidak bersaing di pasar," ujar dia.

Fransiscus menargetkan uji coba internal ini bisa rampung akhir tahun ini. Dia menyatakan perusahaan berupaya mematuhi kebijakan pemerintah untuk secara bertahap beralih dari B20 hingga B100 nanti.

Sementara itu Isuzu menyatakan sudah siap melaksanakan program B30. General Manager PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Yohanes Pratama, menyatakan kendaraan bermesin diesel mereka yaitu Isuzu Elf NMR 71 telah mengikuti uji jalan bersama pemerintah.

Selain itu, perusahaan juga menguji sendiri dampak B30 di dalam negeri. Uji coba juga dilakukan di Jepang dengan mengirimkan contoh bahan bakar B30 untuk dijalankan di mesin Isuzu. "Isuzu sangat siap dan tidak ada masalah berarti pada mesin Isuzu," katanya.

<!--more-->

Yohanes menuturkan, hasil uji coba berulang kali itu menunjukkan tak ada masalah berarti dalam penerapan B30. Komponen lain di luar mesin seperti selang, tangki bahan bakar, dan filter yang kemungkinan terpengaruh pun diyakini tidak akan bermasalah. "Selain itu Isuzu sudah mempersiapkan suku cadang yang lengkap dan juga kompetitif melalui suku cadang Isuzu Astra Domestic Genuine," ujar dia.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia Kukuh Kumara menyatakan secara umum penerapan B30 sudah bisa digunakan pada kendaraan bermesin diesel di dalam negeri. "Tinggal beberapa penyempurnaan seperti kandungan air dalam B30," ujarnya.

Menurut dia, kadar air perlu dikurangi agar tak masuk ke dalan ruang oli dan merusak mesin. Berdasarkan rekomendasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kadar air maksimum yaitu 350 ppm. Selain itu, filter pada kendaraan baru dan kendaraan yang belum pernah menggunakan biodiesel cenderung lebih cepat diganti.

Kementerian ESDM melakukan uji jalan B30 terhadap 11 kendaraan bermesin diesel yang terdiri dari 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang. Selama Juni hingga Oktober, kendaraan truk dites menempuh jarak 40 ribu kilometer sementara kendaraan penumpang sepanjang 50 ribu kilometer. Kendaraan truk menempuh rute Lembang-Karawang-Cipali-Subang-Lembang sejauh 350 km per hari. Sementara rute yang dilalui kendaraan penumpang ialah Lembang-Cileunyi-Nagreg-Kuningan-Tol Babakan-Slawi-Guci-Tegal-Tol Cipali-Subang-Lembang.

Hasil uji coba itu menunjukkan penggunaan B30 pada mesin diesel tak menunjukkan masalah berarti dan siap diterapkan pada 1 Januari 2020. Menteri ESDM Arifin Tasrif pun memulai percobaan pendistribusian B30 segera setelah hasil uji keluar.

Arifin meneken Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 227 K/10/MEM/2019 Tentang Pelaksanaan Uji Coba Pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel 30 persen (B30) ke Dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode 2019 pada 15 November lalu. "Dengan percobaan ini diharapkan kita bisa melihat implementasi B30 berjalan lancar di tahun 2020 nanti," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM, Agung Pribadi.

PT Pertamina (Persero) telah memulai uji coba pencampuran solar dengan Fatty Acid Methel Ester (FAME) sebesar 30 persen di sejumlah Terminal BBM. Targetnya pencampuran akan dilakukan di 28 titik pada 2020 nanti. Hasil B30 itu kemudian disalurkan ke SPBU untuk bisa dinikmati masyarakat.

Berita terkait

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

1 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

2 hari lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

3 hari lalu

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

Kementerian ESDM menggandeng Kemendikbudristek untuk mengakselerasi program konversi sepeda motor listrik.

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

9 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

22 hari lalu

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

Pada Maret 2024, penjualan ritel Daihatsu tercatat mencapai 17.352 unit atau naik sekitar 17,1 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Teten soal UMKM Knalpot Aftermarket: Belum Bisa Produksi Mobil, Komponennya Juga Sudah Hebat

38 hari lalu

Teten soal UMKM Knalpot Aftermarket: Belum Bisa Produksi Mobil, Komponennya Juga Sudah Hebat

Teten bangga terhadap UMKM otomotif di Indonesia yang memproduksi sparepart otomotif, dengan kualitas dan harganya bersaing.

Baca Selengkapnya

Teten Dorong Industri Otomotif Bermitra dengan UMKM Komponen, Sambut Pengembangan EV

55 hari lalu

Teten Dorong Industri Otomotif Bermitra dengan UMKM Komponen, Sambut Pengembangan EV

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong UMKM diberi andil lebih besar dalam industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Berdayakan Petani Rami, Penelitian di UI Tawarkan Inovasi Bahan Bodi dan Interior Mobil

59 hari lalu

Berdayakan Petani Rami, Penelitian di UI Tawarkan Inovasi Bahan Bodi dan Interior Mobil

Penemuan dari UI ini telah melewati proses penelitian sejak 2000. Selain pada bodi dan interior otomotif, aplikasi juga dicoba pada pesawat terbang.

Baca Selengkapnya

Kemenkomarves Bicara Industri Otomotif ASEAN, Indonesia Unggul di Mobil Penumpang

1 Maret 2024

Kemenkomarves Bicara Industri Otomotif ASEAN, Indonesia Unggul di Mobil Penumpang

Sebanyak 54 persen kendaraan yang diekspor merupakan mobil tujuh kursi. Karena itu Indonesia berpotensi menjadi hub industri otomotif ASEAN.

Baca Selengkapnya

Industri Otomotif 2024: Bagaimana Proyeksi Penjualan Mobil Nasional di Tahun Politik?

24 Februari 2024

Industri Otomotif 2024: Bagaimana Proyeksi Penjualan Mobil Nasional di Tahun Politik?

Tahun 2024 bertepatan dengan kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu), bagaimana tren, proyeksi penjualan hingga dampak iklim politik terhadap industri otomotif?

Baca Selengkapnya