Simbol Potensi Bambu di Paviliun Indonesia

Selasa, 3 Desember 2019 14:27 WIB

Paviliun Indonesia dengan tema bambu dalam konferensi perubahan iklim COP25 di Madrid yang akan dibuka besok, Rabu, 4 Desember 2019. Tempo/Budi Setyarso

TEMPO.CO, Madrid - Bambu diklaim memiliki kemampuan paling tinggi dalam menyerap Karbondioksida dibandingkan dengan tumbuhan lain. Secara ekonomi, permintaan bambu juga sangat tinggi, diperkirakan mencapai US$ 93 miliar atau Rp 1.312 triliun pada 2025.

“Saat ini pasar dunia bambu masih dikuasai Cina, yakni sekitar 60 persen,” kata Agus Justianto, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Madrid, Spanyol, Senin sore waktu setempat, 2 Desember 2019.

Agus menambahkan, Indonesia memiliki kekayaan bambu yang sangat banyak. Diperkirakan 300 jenis bambu tumbuh di Tanah Air, yang hidup baik di daratan tinggi maupun rendah.

Karena potensi yang tinggi itu, menurut Agus, bambu dijadikan tema paviliun Indonesia dalam konferensi perubahan iklim COP25 di Madrid. Paviliun akan dibuka Rabu, 4 Desember, oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aloe Dahong serta Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Muhaimin Iskandar.

Paviliun Indonesia berdiri di bagian tengah Ifema, area konferensi di luar kota Madrid. Peserta konferensi yang terdiri dari delegasi hampir 200 negara, peninjau, aktivis organisasi nonpemerintah, dan jurnalis diperkirakan 30.000 orang.

Advertising
Advertising

Area luar paviliun Indonesia dihiasi foto besar rumpun bambu. Bagian depannya juga dihiasi ornamen berbahan bambu. Begitu juga area dalam--yang antara lain akan dihadiri mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Albert Arnold Gore Jr alias Al Gore.

Menurut data International Bamboo and Rattan Organisation (INBAR), bambu memiliki kemampuan menyimpan karbon dioksida yang tinggi. Pada saat sama, material bambu bisa digunakan untuk pengganti semen, plastik, dan bahan-bahan yang menghasilkan emisi tinggi. Sejumlah bangunan bertingkat kini telah menggunakan bambu -- yang telah diolah menjadi papan dan balok.

Dalam laporan INBAR disebutkan, karena pertumbuhannya yang cepat, bambu telah dianggap sebagai penyerap karbondioksida yang efektif. Bambu menyerap 100-400 ton karbon per hektare per tahun. Adapun tumbuhan lain antara 90-420 ton per hektare per tahun. Ditambah fungsinya sebagai pengganti kayu, kemampuan bambu menurunkan emisi akan lebih tinggi.

Arief Rabik, Presiden Direktur Yayasan Bambu Lestari, yang akan menjadi pembicara di paviliun Indonesia, menyatakan bambu juga sangat berpotensi menutup lahan kritis yang luasnya cenderung bertambah. Data 2015 menunjukkan, sekitar 25 juta dari total 88 juta hektare lahan kritis berada di wilayah hutan. “Bambu bisa dipakai untuk menutup lahan-lahan kritis itu,” ujarnya.

Presiden Direktur Yayasan Bambu Lestari, Arief Rabik. Tempo/Budi Setyarso

Bambu di masa depan diperkirakan akan menjadi pengganti kayu. Tumbuhan ini bisa diolah menjadi bahan dasar tekstil, bahan bangunan, bahan furnitur, juga bio energi. Meski demikian, Arief menambahkan, bambu harus diolah dengan cepat agar kandungan gula di dalamnya tidak justru terurai menjadi karbondioksida.

Menurut Agus Justianto, pemerintah dan sejumlah mitra telah mengembangkan program Seribu Desa Bambu. Program yang menggunakan dana dari International Tropical Timber Organization ini telah dilaksanakan di 18 lokasi di seluruh Indonesia.

Sayang, bantuan dana program ini telah berakhir tahun lalu. Ia berharap gerakan Seribu Desa Bambu bisa dilanjutkan mengingat potensinya yang besar baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi.

Yayasan Bambu Lestari merupakan organisasi yang ikut menjalankan program Seribu Desa Bambu. Menurut Arief, Indonesia ditargetkan memiliki 2 juta hektare area bambu pada 2030.

Tanaman bambu, kata Arief, berguna bagi masyarakat karena bisa dipanen sepanjang tahun. “Masyarakat desa memerlukan komoditas yang bisa memberikan penghasilan dalam waktu cepat. Bambu bisa dipanen sepanjang tahun dengan teknik tebang pilihnya,” ujar dia.

Berita terkait

Dorongan Budidaya Bambu untuk Masyarakat Sekitar IKN

29 Januari 2024

Dorongan Budidaya Bambu untuk Masyarakat Sekitar IKN

Masyarakat di kawasan ring IKN diajak membudidayakan bambu, tanaman multiguna untuk berbagai sektor ekonomi.

Baca Selengkapnya

Dari Kulit Kerang Hingga Petai, 5 Pohon Natal Ini Dibuat dari Hasil Bumi dan Barang Bekas

24 Desember 2023

Dari Kulit Kerang Hingga Petai, 5 Pohon Natal Ini Dibuat dari Hasil Bumi dan Barang Bekas

Pohon natal tidak selalu dibuat dari pohon cemara. bisa juga dari barang bekas bahkan hasil bumi

Baca Selengkapnya

Konferensi Perubahan Iklim COP28 di Dubai Dibuka Hari Ini , Apa Peran Indonesia?

30 November 2023

Konferensi Perubahan Iklim COP28 di Dubai Dibuka Hari Ini , Apa Peran Indonesia?

Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau COP28 bakal memaparkan hasil evaluasi perjalanan Perjanjian Paris.

Baca Selengkapnya

COP28: Isu Utama Apa yang Dibahas di Konferensi Perubahan Iklim PBB?

28 November 2023

COP28: Isu Utama Apa yang Dibahas di Konferensi Perubahan Iklim PBB?

Ini isu-isu utama dalam perundingan COP28 selama dua minggu yang dimulai pada 30 November di Dubai.

Baca Selengkapnya

Siapa yang Hadiri Konferensi Iklim PBB COP28 di Dubai Lusa, Ini Daftarnya

28 November 2023

Siapa yang Hadiri Konferensi Iklim PBB COP28 di Dubai Lusa, Ini Daftarnya

Ini beberapa pemain utama dan blok perundingan yang terlibat dalam konferensi COP28 yang dimulai 30 November 2023 di Dubai.

Baca Selengkapnya

Freeport Sumbang 20 Ribu Pohon Bambu ke Cagar Alam Pegunungan Cycloop

16 November 2023

Freeport Sumbang 20 Ribu Pohon Bambu ke Cagar Alam Pegunungan Cycloop

PT Freeport Indonesia (PTFI) memberikan 20.000 bibit pohon bambu untuk perlindungan ekosistem Cagar Alam Pegunungan (CAP) Cycloop.

Baca Selengkapnya

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sesali Absennya Pemerintah Indonesia dalam KTT Tiga Basin di Kongo

31 Oktober 2023

Greenpeace Sesali Absennya Pemerintah Indonesia dalam KTT Tiga Basin di Kongo

Greenpeace menyesali absennya pemerintah Indonesia dalam KTT Tiga Basin di Kongo untuk mendiskusikan penyelamatan hutan hujan tropis.

Baca Selengkapnya

Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

28 Oktober 2023

Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

Uni Emirat Arab tidak akan menjadi tuan rumah perundingan iklim COP29 tahun depan.

Baca Selengkapnya

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

3 Oktober 2023

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.

Baca Selengkapnya