Jokowi Mewanti-wanti UMKM Agar Tak Tergoda Rentenir
Jumat, 29 November 2019 18:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti pelaku usaha mikro untuk jangan sekali-kali tergoda pada pinjaman yang ditawarkan oleh rentenir.
“Saya ingatkan jangan sampai ada yang masuk ke rentenir, hati-hati, jangan,” kata Presiden Jokowi saat meninjau langsung program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Kabupaten Subang, Barat, Jumat, 29 November 2019.
Saat meninjau, Presiden Jokowi menyempatkan untuk berkeliling dan berdialog di stan pameran usaha mikro yang dikelola para penerima program yang diinisiasi oleh BUMN PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan para nasabah untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka. Karena, menurutnya, jika kepercayaan telah rusak, para nasabah ini akan kesulitan untuk meminjam uang di kemudian hari.
"Oleh sebab itu, dijaga kepercayaan itu. Kalau dapat pinjaman Rp4 juta, gunakan seluruhnya untuk modal kerja. Gunakan semuanya untuk modal usaha. Jangan sampai, 'Waduh ini ada baju bagus, hanya Rp200 ribu', beli, nah ini mulai," Jokowi mengingatkan.
Kepada para nasabah mikro ini, Presiden juga mengingatkan agar mereka tidak menggunakan uang utang dari Mekaar untuk membeli hal-hal lain di luar usaha. Ia mempersilakan nasabah menggunakan uangnya untuk membeli motor jika motor tersebut dipakai untuk usaha, seperti yang dilakukan oleh Ibu Enu, salah seorang nasabah Mekaar yang berdialog dengan Presiden.
Di akhir dialog, Presiden menjelaskan bahwa para nasabah ini nantinya bisa "naik kelas" dan mendapatkan pinjaman lebih besar melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. "Kalau sudah belajar mengelola uang Rp2 juta, Rp4 juta, Rp5 juta, Rp8 juta, langsung naik dapat Rp20 juta. Tapi memang harus kalau terbiasa disiplin, berapa pun juga sama saja sebetulnya. Sekali lagi asal kita disiplin tepat waktu dalam mengangsur," Jokowi menjelaskan.
Turut mendampingi Presiden Jokowi saat meninjau program Mekaar, yaitu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
ANTARA