Bantah Indef, Pemerintah Yakin Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen

Selasa, 26 November 2019 18:09 WIB

Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. APBN diharapkan bisa menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi. Maka program priortas yang masuk dalam pendanaan APBN harus digenjot realisasinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tak sepakat dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef) sebesar 4,8 persen pada 2020. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi masih bisa berada pada level 5,3 persen pada 2020.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan optimisme itu sejalan dengan kebijakan omnibus law yang akan rampung 2020. Hal itu sejalan dengan ekskalasi perang dagang yang mulai mereda.

"Bahkan kalau omnibus law-nya selesai, itu bisa lebih tinggi dari 5,3 persen. Karena alasannya, ketegangan perang dagang AS dengan Cina udah mulai mereda, udah mulai ada titik temu," kata Iskandar ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa 26 November 2019.

Sebelumnya, Indef memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hanya akan tumbuh 4,8 persen. Pertumbuhan di bawah 5 persen itu sejalan dengan dampak pelemahan ekonomi global yang diprediksi bakal terjadi pada 2020.

Dalam kajiannya Indef menyoroti lemahnya pertumbuhan komponen investasi dan perdagangan (ekspor-impor) yang tak sesuai ekspektasi. Dua komponen tersebut yang paling terkena dampak adanya pelemahan ekonomi global. Kendati demikian, komponen konsumsi masih diprediksi tetap tumbuh 5 persen.

Advertising
Advertising

Sebagai gambaran, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh level 5 persen. Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank memprediksi ekonomi hanya tumbuh 5,1 persen. Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi tumbuh 5,2 persen.

Iskandar menyatakan, sejalan dengan perang dagang yang mereda, permintaan global akan kembali stabil bahkan meningkat. Dia juga yakin, ekonomi Hong Kong juga akan kembali pulih usai demo besar-besaran. Dengan kondisi yang mulai stabil perdagangan global juga akan kembali pulih.

Selain itu, Iskandar juga yakin, sejalan dengan omnibus law yang bakal rampung investasi ke Indonesia akan bisa meningkat. Apalagi, selain berisi penyederhanaan perizinan, omnibus law juga mencakup soal cipta lapangan kerja serta pemberian insentif pajak.

Dengan investasi yang naik dan disusul pengembangan sektor idustri berorientasi ekspor, maka pertumbuhan ekonomi 4,8 persen belum tepat. Apalagi saat ini belum ada tanda-tanda konsumsi bakal melemah. Dari sisi, kebijakan tax holiday per tanggal 20 Oktober 2019, sudah diberikan sampai Rp 525 triliun untuk 35 Wajib Pajak (WP).

"Jadi sederhana aja, dengan data-data itu saya sangat tidak yakin 4,8 persen. Saya sangat yakin setidaknya 5,3 persen atau bisa lebih kalau proyeksi saya," kata Iskandar.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

24 menit lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

3 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

3 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

3 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

3 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya