TEMPO Interaktif, Jakarta:Laba bersih PT International Nickel Indonesia (INCO) mengalami penurunan drastis dari 80,5 juta dolar AS pada 2000 menjadi 9,3 juta dolar AS pada tahun berikutnya. Akan tetapi, Presiden Direktur PT INCO Edward Hodkin tetap optimis, bahwa masa depan perusahaannya akan membaik terutama karena didukung potensi cadangan nikel yang masih cukup besar, yaitu 337 juta ton. Dalam paparan publik di Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), Selasa (11/6) siang Edward mengakui besar beban hutang selama empat tahun terakhir telah menyulitkan perusahaannya memberikan deviden. Namun ia merasa optimis bahwa utang perusahaannya sebesar 45 juta dolar yang jatuh tempo pada bulan September mendatang akan dapat dibayar. "Jika harga nikel seperti sekarang ini (3 dolar 20 sen di pasar nikel di London-Red), utang akan terbayar,"ujar Hodkin sembari tersenyum. Jumlah utang perusahaan PT INCO hingga 31 Maret 2002, kata Edward, terus menurun menjadi 308 juta dolar AS. Pada akhir tahun 2000, jumlah utang PT INCO tercatat 346 juta dolar AS. Sementara itu, pada akhir 31 Maret 2002 jumlah cash flow perusahaan sebanyak 13 juta dolar AS. Oleh karena itu, PT INCO harus memperoleh tambahan dana sebanyak 32 juta dolar AS. Perusahaan yang berlokasi di Sulawesi Selatan ini, menurut Edward, merupakan perusahaan yang bergerak dalam penjualan nikel ke berbagai negara di Asia seperti Cina, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Pada tahun 1996 perusahaan ini memperpanjang kontrak karya dengan pemerintah untuk jangka waktu 25 tahun. Edward juga mengatakan PT Inco menguasai 59 persen saham perusahaan yang listing di BEJ sejak tahun 1990 ini. Sebanyak 20 persen saham lainnya dimiliki Sumitomo Metal Mining dan sisanya dimiliki oleh masyarakat. Kemampuan produksi perusahaan ini setiap tahun sebanyak 150 juta pon nikel. Beberapa waktu lalu, perusahaan ini merundingkan MoU dengan PT Aneka Tambang untuk memperluas wilayah penambangan. (Budi Riza-Tempo News Room)
Berita terkait
Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU
4 menit lalu
Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU
Konservasi Indonesia (KI), Conservation International (CI), Kura-Kura Bali, dan MAPCLUB meresmikan program BIRU.