Kadin: RCEP, Perjanjian Dagang dengan Potensi dan Risiko Besar

Kamis, 21 November 2019 06:30 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) mengikuti sesi pleno KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Sabtu, 2 November 2019. Ini merupakan kunjungan pertama Jokowi ke luar negeri usai dilantik sebagai presiden 2019-2024. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bisa menarik sepertiga investasi langsung (foreign direct investment) dunia yang bisa dimanfaatkan Indonesia.

Pada 2018, Rizal mencatat total FDI di seluruh negara sebesar US$ 1.297,2 triliun. Untuk kawasan Asia Tenggara (ASEAN) + 6 negara mitra perjanjian dagang (FTA) mencapai US$ 422,2 trilun atau 32,5 dari FDI total.

“Untuk itu, kami terus berbenah karena bersaing. Investasi itu bisa floating around (mengambang) di negara-negara ini untuk memilih. Indonesia dapat menarik investasi langsung dari blok dagang terbesar di dunia,” ujar Rizal di Jakarta, Rabu 20 November 2019.

Putaran perundingan RCEP tinggal selangkah lagi. Setelah mencapai kesepakatan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN di Bangkok beberapa waktu lalu, penandatanganan RCEP ditargetkan tahun depan. Setidaknya ada tiga isu penting dalam perundingan RCEP, yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi. Rizal menyebutkan perundingan ini menjadi sangat penting karena dapat menjadi penyeimbang proteksi dagang sejumlah negara.

Advertising
Advertising

“Dengan membuka hubungan dagang yang lebih luas lagi maka Indonesia dapat menghindari ekonomi biaya tinggi. Juga membuka akses pasar bagi produk Indonesia seluas-luasnya,” ujar Rizal.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menuturkan RCEP merupakan perjanjian dagang dengan potensi besar dan risiko besar. Menurut dia, Indonesia akan punya risiko peningkatan impor yang tinggi pasca RCEP apabila pemerintah tidak cepat-cepat melakukan perbaikan iklim usaha dan iklim investasi nasional agar lebih berdaya saing.

“Kalau tidak, kita justru akan kehilangan peluang investasi dan peluang ekspor karena hampir seluruh negara ASEAN adalah kompetitor kita untuk ekspor dan investasi. Jadi, persaingan dagang dan investasi akan semakin ketat,” tutur Shinta.

Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan Donna Gultom menuturkan industri otomotif dan kimia akan memiliki potensi yang besar dari perjanjian tersebut. Namun, kata dia, peluang tersebut tidak akan membuahkan hasil jika Indonesia tidak mempersiapkan infrastruktur pendukung, salah satunya pelabuhan untuk ekspor.

“Jadi memang banyak hal yang harus kami siapkan. Korea sudah masuk permintaan farmasi, lalu otomotif juga kita harapkan bertambah dari Jepang,” ujar Donna.

Apabila masih ada sektor tersebut dinilai belum berdaya saing, Donna mengatakan pemerintah akan medorong investasinya untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kemampuan kita ekspor. Pemerintah, kata dia, akan terus mendorong sektor industri, khususnya industri dengan teknologi tinggi, tumbuh kembang sehingga memiliki nilai tambah. Ia berharap industri nasional masuk ke dalam proses rantai pasok produksi kawasan.

<!--more-->

Meski begitu, Donna mengatakan perdagangan bebas tersebut harus dilakukan secara bertahap sesuai kesiapan negara masing-masing. Menurut dia,ada tahapan awal untuk dibuka 65 persen setelah RCEP entry to force sekitar tahun 2021 atau 2022. Kemudian bertambah hingga batas maksimal dari Indonesia sendiri sebesar 89,5 persen. Sehingga, kata dia, masih ada waktu bagi Indonesia menyiapkan produk yang kompetitif di pasar. Baik infrastruktur, tenaga kerjanya hingga sistem perdagangan elektronik.

“Semaksimal mungkin kami akan menjaga sensitivitas kita, seperti besi dan baja. Tetapi tidak mungkin semua bisa kita jaga karena ada sesuatu yang kita sepakati bersama,” tutur Donna.

Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Neger Ina Hagniningtyas Krisnamurthi menuturkan RCEP ini sekaligus bisa menjaga iklim perdagangan Indonesia di tengah dinamika global yang ekstrem. RCEP dinilai bisa menjadi momentum untuk bermain dalam diplomasi ekonomi. “Namun, hambatan dan tantangan dalam negeri masih luar biasa besar. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, tutur Ina.

Berita terkait

Mendag: RCEP Dapat Memperkuat Integrasi Ekonomi Kawasan

24 Agustus 2023

Mendag: RCEP Dapat Memperkuat Integrasi Ekonomi Kawasan

Mendag Zulkifli Hasan juga menyoroti pentingnya implementasi yang efektif dari RCEP

Baca Selengkapnya

Negara-negara RCEP Berpotensi Jadi Pasar Kendaraan Listrik Indonesia

28 Maret 2023

Negara-negara RCEP Berpotensi Jadi Pasar Kendaraan Listrik Indonesia

Menurut Peneliti CIPS Hasran, Indonesia berpotensi menyusul Cina dan Korea Selatan yang kini menjadi pasar utama kendaraan listrik di RCEP.

Baca Selengkapnya

Gubernur Lemhanas Bilang Indonesia Perlu Berbenah untuk Laksanakan RCEP

31 Desember 2021

Gubernur Lemhanas Bilang Indonesia Perlu Berbenah untuk Laksanakan RCEP

Gubernur Lemhanas menyebut saat ini ekspor Indonesia berada di posisi ke 4 kawasan Asean

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Akan Tingkatkan Kemitraan Strategis dengan ASEAN

2 Desember 2020

Uni Eropa Akan Tingkatkan Kemitraan Strategis dengan ASEAN

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan blok Uni Eropa akan meningkatkan kemitaan strategis dengan blok ASEAN.

Baca Selengkapnya

Presiden Xi Jinping Jadi Pembicara di KTT RCEP, Trump Pilih Absen

18 November 2020

Presiden Xi Jinping Jadi Pembicara di KTT RCEP, Trump Pilih Absen

KTT RCEP yang digelar virtual bakal dihadiri oleh Presiden Cina Xi Jinping. Sedangkan Trump yang mulai transfer kekuasaan melewatkannya.

Baca Selengkapnya

Trending Bisnis: Buntut Pernikahan Putri Rizieq Shihab hingga Soal RCEP

17 November 2020

Trending Bisnis: Buntut Pernikahan Putri Rizieq Shihab hingga Soal RCEP

Berita trending bisnis sepanjang kemarin dimulai dari desakan pengusaha terhadap Anies Baswedan pasca pernikahan putri Rizieq Shihab hingga soal RCEP.

Baca Selengkapnya

6 Hal Soal RCEP, Perjanjian Perdagangan Terbesar di Dunia

16 November 2020

6 Hal Soal RCEP, Perjanjian Perdagangan Terbesar di Dunia

Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) resmi ditandatangani kemarin. Ini 6 fakta tentang perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

Kronologi RCEP, Perjanjian Perdagangan Bebas Terbesar di Dunia

16 November 2020

Kronologi RCEP, Perjanjian Perdagangan Bebas Terbesar di Dunia

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memaparkan kronologi terbentuknya RCEP, perdagangan bebas terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Beberkan Alasan Indonesia Perlu RCEP

15 November 2020

Menteri Perdagangan Beberkan Alasan Indonesia Perlu RCEP

Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) hari ini resmi ditandatangani. Mendag Agus Suparmanto mengatakan Indonesia butuh RCEP.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Implementasi RCEP Butuh Komitmen Politik Tinggi

15 November 2020

Jokowi: Implementasi RCEP Butuh Komitmen Politik Tinggi

Presiden Jokowi melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan implementasi RCEP membutuhkan komitmen politik tinggi.

Baca Selengkapnya